Minggu, 18 April 2010

Siswa Pendidikan Kewirausahaan Harus Diberi Kredit Nilai

siswa yang mengikuti pendidikan kewirausahaan harus diberi kredit nilai. Angka ini, kata dia, diberikan kepada para siswa yang terlibat berbagai kegiatan wirausaha baik pada waktu jam pelajaran, praktek kerja lapangan, maupun mandiri.

"Kalau tidak ada sama sekali kredit dari sisi penilaian maka tidak akan banyak orang punya insentif. Guru juga kurang, murid juga kurang. Oleh karena itu, harus diberi kredit oleh sekolah," katanya usai Peluncuran Studi-Studi Pendidikan Kewirausahaan pada Jenjang Pendidikan Dasar, Menengah, dan Tinggi, di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) , Jakarta, Kamis (8/4/2010).

Fasli mengatakan, siswa Pendidikan Kewirausahaan dalam hal ini siswa SMK dapat terlibat dengan menumpangkan modal dan memiliki peran pada usaha kecil dan menengah. Mereka dapat dilibatkan di setiap acara seperti menjadi event organizer, kontraktor makanan, atau berjualan di bazar. "Mereka perlu dorongan untuk berusaha kecil-kecilan, " ujarnya.

Namun demikian, lanjut Fasli, hasil langsung yang diperoleh dari kegiatan tersebut belum tentu ada. Modal yang diberikan pun dapat habis. Siswa, kata dia, perlu diberikan kredit nilai oleh sekolah. "Kalau tidak, nanti dia merasa terbebani saja," katanya.

Kepala Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan (Ka Puslitjaknov Balitbang) Kemendiknas Burhanuddin Tola menyampaikan, Puslitjaknov akan mengadakan dua studi tentang Pendidikan Kewirausahaan. Pertama, kata dia, adalah penelitian cepat (rapid study) pendidikan kewirausahaan pada pendidikan dasar dan menengah. Kedua, lanjut dia, adalah analisa kebijakan pendidikan kewirausahaan pada pendidikan tinggi. "Dengan studi ini kita bisa melihat gambaran kondisi pendidikan kewirausahaan, " katanya.

Anggota tim studi Agung Purwadi menyampaikan, studi pertama akan menitikberatkan pada nuansa pengenalan dan pemahaman siswa tentang kewirausahaan. Dia menyebutkan, lingkup usulan meliputi materi pendidikan, strategi pembelajaran, karakteristik masukan instrumental (guru, sarana, lingkungan pembelajaran) , kerja sama dunia usaha dan sekolah, pengelolaan, serta sosialisasi. "Tujuannya adalah untuk menyusun usulan kebijakan tentang pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan di SD, SMP, dan SMA," katanya.

Lebih lanjut Agung mengatakan, pada pendidikan tinggi program pendidikan kewirausahaan telah dilaksanakan secara nasional sejak 1997. Dia menyebutkan, ada enam bentuk program yakni, kuliah kewirausahaan, kuliah kerja usaha, magang kewirausahaan, inkubator wirausaha baru, konsultasi bisnis dan penempatan kerja, serta sinergi bisnis-intelektual- pemerintah.

Ditjen DIKTI Menyelenggarakan Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam bagi Perguruan Tinggi

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI), Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia mengadakan...

konferensi pers tentang penyelenggaraan Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam bagi Perguruan Tinggi (ON MIP A-PT) dengan narasumber Illah Sailah Direktur Akademik Dikti di gedung DIKTI Kemendiknas, Jakarta, Kamis (1/4) Sore.


Adapun bidang yang dikompetisikan dalam penyelenggaraan Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam bagi Perguruan Tinggi yaitu (1) Matematika, (2) Fisika, dan (3) Kimia).

Persyaratan sebagai peserta ON MIPA-PT adalah mahasiswa dari berbagai program studi Strata Satu (SI) perguruan tinggi negeri maupun swasta, semester I sampai VIII, dan terdaftar sebagai mahasiswa sampai dengan tanggal 31 Agustus 2010, dan dapat berasal dari bidang ilmu di luar yang dikompetisikan.


Proses seleksi ON MIPA-PT diawali pada tingkat perguruan tinggi di seluruh Indonesia baik perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta, sejak bulan Februari sampai dengan pertengahan bulan Maret 2010. Hasil seleksi dari setiap perguruan tinggi (rangking pertama sampai dengan ke tujuh) berhak mengikuti seleksi tingkat wilayah. Pendaftaran untuk mengikuti seleksi tingkat wilayah ditutup pada tanggal 22 Maret 2010. Perguruan tinggi pelaksana seleksi wilayah telah ditentukan sebagai berikut:

WIL
PROVINSI
PERGURUAN TINGGI PELAKSANA SELEKSI WILAYAH
1
NAD & Sumatera Utara Universitas Syiahkuala, NAD
2 SumSel,Babel,Bengkulu & Lampung Universitas Sriwijaya,Palembang
3 Jabodetabek, dan Banten Universitas Negeri Jakarta
4 Jawa Barat UPI
5 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Universitas Negeri Yogyakarta
6 Jawa Tengah Universitas Sebelas Maret
7 Jawa Timur
Universitas Airlangga
8 NTT, NTB, dan Bali Universitas Udayana
9 Sulawesi Universitas Negeri Makassar
10 Sumbar, Riau, Kepri, dan Jambi Universitas Riau
11 Kalimantan
Universitas Mulawarman
12 Maluku dan Papua Universitas Pattimura



Seleksi tingkat wilayah akan dilaksanakan pada tanggal 6 s.d. 7 April 2010 secara bersamaan di 12 (dua belas) wilayah. Dalam seleksi tingkat wilayah akan menentukan mahasiswa peserta terbaik yang berhak untuk mengikuti seleksi tingkat nasional yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 April s.d. 1 Mei 2010.

Seleksi tingkat nasional akan diikuti 40 (empat puluh) mahasiswa yang ditentukan berdasarkan pertimbangan nilai tertinggi hasil seleksi setiap wilayah, juara ON MIPA-PT tahun sebelumnya yang masih memenuhi persyaratan, dan pemenang Olimpiade Sains Nasional (OSN). Dalam seleksi tingkat nasional akan ditentukan 20 (dua puluh) mahasiswa terbaik yang selanjutnya akan dilakukan pembinaan selama 1 (satu) bulan untuk menentukan 4 (empat) s.d. 6 (enam) mahasiswa yang berhak untuk mewakili Indonesia dalam ajang olimpiade intemasional. Olimpiade internasional yang ke 16 pada tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 25 s.d. 30 Juli 2010 di Eropa Timur.

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mengadakan konferensi pers hari keempat pelaksanaan UN SMP/MTs/SMPLB

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mengadakan konferensi pers hari keempat pelaksanaan UN SMP/MTs/SMPLB dengan...

narasumber Teuku Ramli Zakaria Anggota Badan standar Nasional Pendidikan (BSNP), di Gerai Informasi dan Media (GIM) Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta, Kamis (1/4) siang.


BSNP akan mengkaji hasil Ujian Nasional (UN) untuk menetapkan standar kelulusan baru. Berdasarkan hasil UN tahun ini, BSNP akan melakukan simulasi untuk menetapkan standar kelulusan dan persentase kelulusan.


Teuku Ramli dalam keterangan persnya menyampaikan, dalam menetapkan standar kelulusan kita melakukan proses mengkaji hasil ujian nasional tahun ini, melakukan proses simulasi. BSNP tidak semena-mena menetapkan standar kelulusan.


Teuku mengatakan, di dalam simulasi, BSNP berupaya agar angka ketidaklulusan tidak membengkak sampai di atas sepuluh persen secara nasional. Dia menyebutkan, angka ketidaklulusan SMP pada tahun lalu hanya 4,7 persen, SMK 3,5 persen, dan SMA IPA 3,2 persen. "Angkanya rendah tidak sampai sepuluh persen," ujarnya.


Pada UN 2010, BSNP tidak menaikkan nilai rata-rata kelulusan yakni 5,50. Sebelumnya, nilai rata-rata kelulusan naik 0,25 dari 5,25 pada UN 2008 menjadi 5,50 pada UN 2009.


Sementara, terkait persiapan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) untuk jenjang sekolah dasar (SD), Teuku mengatakan, daerah penyelenggara sudah siap untuk melaksanakan. "Soal-soal telah siap dicetak. Setelah selesai dicetak kemudian dibagikan ke daerah dan diteruskan ke sekolah yang akan melaksanakan ujian," ujarnya.


Teuku mengatakan, UASBN SD akan dilaksanakan pada 4-6 Mei 2010. Dia menyebutkan, jumlah calon peserta ujian sebanyak 4.428.797 siswa. Berbeda dengan UN, soal UASBN hanya 25 persen dibuat dari pusat. "Sisanya dikembangkan masing-masing daerah dengan standar yang telah ditetapkan oleh pusat

Tiga Menteri Pantau UN Hari Terakhir Ke Kepulauan Seribu

Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh, bersama Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat,..


Agung Laksono, dan Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri memantau pelaksanaan ujian nasional (UN) SMP hari terakhir di pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.

Rombongan Menteri tiba di Pulau Pramuka pada pukul 08.00 WIB, dan langsung menuju SMP Negeri 133 untuk memantau secara langsung para siswa yang sedang melaksanakan ujian nasional. Selain memantau pelaksanaan ujian nasional, Mendiknas dan rombongan juga mendatangi kantin sekolah dan kelas siswa SD yang berada satu atap dengan SMP 133 tersebut. SMP 133 merupakan sub rayon UN untuk Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu.

Kepulauan Seribu memiliki 7 SMP dan 1 MTs yang tersebar di 7 pulau. Sekolah terjauh berada di pulau Sabira, dengan waktu tempuh 4 jam dari Jakarta atau 2 jam dari Lampung. Semua peserta ujian nasional tingkat SMP mendapatkan materi ujian yang sama dengan peserta ujian nasional SMP di daratan dan dilaksanakan pada jam yang sama pula setiap harinya.

Ada sedikit keistimewaan untuk pelaksanaan ujian nasional di Kepulauan Seribu mengenai pengembalian soal setelah ujian. Kalau di daratan setiap ujian selesai soal langsung disetor di rayon, dari rayon langsung diteruskan kepada central pemindaian, maka untuk Kepulauan Seribu mendapat pengecualian dikarenakan jaraknya yang jauh dan harus menempuh jalur laut.

Soal ujian dan lembar jawaban siswa setiap harinya tidak langsung dibawa ke rayon, melainkan dikumpulkan terlebih dahulu di sekolah masing-masing sampai dengan hari terakhir ujian (hari ini). Selama masa tunggu, naskah soal dan jawaban siswa tersebut disimpan di ruang penyimpanan naskah masing-masing sekolah dan dijaga ketat oleh pihak sekolah dan pihak keamanan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Suku Dinas Pendidikan Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu, Drs. H. Abdul Suyono, MM., sembari menunggu rombongan Mendiknas tiba di Pulau Pramuka pagi ini.

Berikut Daftar Sekolah Peserta Ujian Nasional di Kepulauan Seribu tahun 2009/2010, dengan jumlah total peserta UN adalah 397 Siswa. *AR*

Kode Sekolah
Nama Sekolah Peserta Laki-laki
Peserta Perempuan Jumlah
06-001 SMPN 133
5449
109
06-002 SMPN 241
30 28 58
06-003 SMPN 241 KJ
15 16 31
06-004 SMPN 260
47 66 113
06-005 SMPN 285
22 22 44
06-006 SMPN Satap P. Pari
12 7 19
06-007 SMPN Satap P. Sabira
5 3 8
06-071 MTsN 26
5 10

15

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008