Minggu, 31 Oktober 2010

Siswa UN Ulangan Agar Diantar Utusan Sekolah

Kepala sekolah memiliki peran strategis dalam pengembangan sekolah. Untuk itu, kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi dan profesionalisme yang memadai. Untuk memperlancar tugasnya maka perlu diadakan pendidikan dan pelatihan, serta penyiapan para calon kepala sekolah/madrasah dan pengembangan keprofesian berkelanjutan.


Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional Baedhowi mengatakan, terdapat korelasi langsung antara kompetensi kepala sekolah dengan pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. "Jika kualitas kompetensi kepala sekolah tinggi maka ada korelasi yang bagus dalam melaksanakan proses pembelajaran," katanya saat memberikan keterangan pers tentang implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendikasn) No.28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru menjadi Kepala Sekolah di Kemdiknas, Jakarta, Jumat (29/20).

Pada acara yang dipandu oleh Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdiknas M.Muhadjir hadir Direktur Profesi Pendidik Ahmad Dasuki dan Direktur Tenaga Kependidikan Surya Dharma.

Baedhowi menyampaikan, Undang-Undang No.14/2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan persyaratan guru minimal berkualifikasi S1/D4. Oleh karena itu, kata dia, persyaratan kepala sekolah yang diatur dalam Permendiknas ini mengacu pada undang-undang tersebut. Ketentuan lain yang diatur dalam Permendiknas ini adalah terkait penyiapan calon kepala sekolah.

"Dulu kepala sekolah dipilih saja oleh kepala daerah, tetapi sekarang untuk menjadi kepala sekolah perlu ada persiapan-persiapan. Ada proses-proses administrasi maupun proses akademik yang harus dilakukan untuk menjadi calon kepala sekolah," katanya.

Lebih lanjut Baedhowi mengatakan, setelah calon kepala sekolah dipilih maka harus mengikuti proses pendidikan dan pelatihan minimal 100 jam dan praktik lapangan minimal tiga bulan. Untuk menjadi kepala sekolah, kata dia, harus ada suatu bukti bahwa mereka itu kompeten dan punya suatu keterampilan manajerial di dalam mengelola sekolah. "Diharapkan implementasi di lapangan tidak menentukan kepala sekolah hanya karena like and dislike, tetapi ada satu proses," ujarnya.

Baedhowi mengatakan, dalam proses pengangkatan kepala sekolah/madrasah melalui penilaian akseptabilitas oleh tim pertimbangan pengangkatan kepala sekolah/madrasah yang ditetapkan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota atau penyelenggara sekolah/madrasah yang dilaksanakan oleh masyarakat sesuai dengan kewenangannya. "Anggotanya pun juga ada unsur pengawas," katanya.

Adapun masa tugas kepala sekolah/madrasah untuk satu kali masa tugas selama empat tahun. Namun, dapat diperpanjang satu kali masa tugas bila memiliki prestasi kinerja minimal baik. "Kalau sudah dua periode boleh diangkat kembali, tetapi pada sekolah yang lain dengan prestasi amat baik," ujar Baedhowi.

Dengan berlakunya permendiknas ini maka Kepmendiknas No.162/U/2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah dinyatakan tidak berlaku. Pada kesempatan yang sama, Baedhowi menyampaikan Permendiknas No.22/ 2010 sebagai perubahan Permendiknas No.47 Tahun 2007 tentang Inpassing Guru Non-PNS.



Dijelaskan, guru-guru di bawah naungan yayasan agar mendapatkan tunjangan profesi layaknya guru-guru PNS lainnya maka perlu dilakukan inpassing atau penyetaraan. Hal ini dilakukan agar pembayaran tunjangan profesi setara dengan guru PNS. "Dalam sertifikasi, baik guru PNS maupun non-PNS akan mendapatkan tunjangan profesi satu kali gaji pokok,"katanya.

Baedhowi menyebutkan, jumlah guru yang telah melakukan inpassing untuk tingkat pendidikan dasar sebanyak 6.430 orang dan untuk tingkat pendidikan menengah sebanyak 3.641 orang. Total sebanyak 10.071 orang.

Kemdiknas, kata Baedhowi, melalui Permendiknas No.27/2010 tentang Program Induksi bagi Guru Pemula, akan melakukan pembimbingan bagi guru pemula agar menjadi guru profesional. Caranya, kata dia, dilakukan dengan pembimbingan dari guru-guru senior dan kepala sekolah, serta pengawas. Masa induksi selama satu tahun dan dapat diperpanjang satu tahun. "Jika dalam dua tahun tidak bisa akan dialihfungsikan tidak menjadi guru, sehingga guru-guru yang betul-betul diangkat nanti yang profesional," katanya.

Pendidikan Tanggung Jawab Bagi Calon Pemimpin

Ujian ulang bagi siswa SMA/SMK se-Indonesia dilakukan serentak mulai hari ini. Dan pada pagi ini, Mendiknas Mohammad Nuh berkunjung ke SMA 35 dan SMA 3 Jakarta sebagai upaya untuk memberikan dukungan moral kepada para siswa yang mengikuti ujian ulang dan memantau kesiapan pelaksanaan ujian ulang ini.

Dari rayon 10, sebanyak 272 siswa dari 18 sekolah jadi peserta ujian ulang yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Jakarta. 78 siswa dari jurusan IPA, dan 194 siswa dari jurusan IPS.

Untuk SMA Negeri 3 sendiri, ada 3 siswa yang mengikuti ujian ulang nasional. Untuk mata pelajaran Biologi 1 orang, mata pelajaran Kimia 1 orang, dan Matematika 1 orang. Selain itu ada 7 siswa yang nantinya akan mengikuti ujian ulang sekolah. Dari ketujuh orang tersebut, mereka mengulang pada mata pelajaran agama, TIK, dan olahraga yang merupakan pelajaran keterampilan dan budi pekerti. Diungkapkan oleh kepala sekolah SMA N 3, Wieke Salehani, semua siswa harus lulus dengan penuh rasa tanggung jawab.

"Meskipun UN nya lulus, tapi kalau US nya tidak lulus, maka tidak lulus. Karena pendidikan etika itu penting, dan semua lulusan harus bisa bertanggung jawab atas hasil yang diperoleh" ujar Wieke.

Mendiknas juga menyampaikan bahwa pendidikan tanggung jawab harus ditanamkan sejak dini kepada para calon pemimpin bangsa, karena jika diibaratkan dalam sebuah rumah tangga, istri/suami yang paling dibenci adalah istri/suami yang tidak bertanggung jawab.

"Coba bayangkan, ini candaan, orang yang paling tidak disukai ibu-ibu adalah suami yang tidak bertanggung jawab. Begitu juga dengan istri yang tidak bertanggung jawab. Maka anak-anak harus dididik untuk bertanggung jawab" kata Nuh.

Senin, 18 Oktober 2010

SMK Bisa, Menciptakan Tenaga Kerja Siap Pakai

Pendidikan, Lapangan kerja, pengangguran, adalah problem besar di Indonesia, masih rendahnya mutu pendidikan ditambah susahnya mencari pekerjaan, kemiskinan, sedikitnya lowongan kerja yang tersedia, menjadi persoalan yang harus menjadi tugas pemerintah untuk mengambil langkah cepat untuk menyiapkan tenaga kerja siap pakai seperti SMK Bisa, SMK Mandiri, SMK yang lulusannya berkualitas dan siap kerja. Sekolah Menengah Kejuruan harus disiapkan untuk mengisi lowongan kerja tingkat menengah yang sudah tersedia, selain itu pemerintah harus juga mendorong terciptanya peluang kerja baru yang bisa menampung siswa lulusan SMK baik lewat program pegawai negeri, mendorong perusahaan baru, mendukung UKM, UMKM, melatih dan mendorong wirausaha baru, entrepreneur baru, pabrik ramah lingkungan baru, Perusahaan Baru, kesempatan kerja baru.

SMK Bisa, Menciptakan Tenaga Kerja Siap Pakai

Tidak mudah memang menyiapkan tenaga kerja siap pakai, siap kerja, namun upaya departemen pendidikan dalam hal ini Direktoran Pembinaan Pendidikan Kejuruan Direktorean Jenderal Menajemen Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (dit-PSMK) bisa melakukan pembinaan untuk program SMK bisa menurut pengamatan saya adalah langkah tepat terutama terkait dengan banyaknya pengangguran elite, pengangguran dari Lulusan Perguruan Tinggi, pengangguran yang disebakan oleh banyaknya tenaga kerja lulusan perguruan tinggi yang ternyata tidak siap pakai.

Program program SMK bisa harus benar benar bisa link dan match dengan kebutuhan pasar kerja, lebih lebih kalau juga bisa disiapkan untuk mendukung pasar kerja luar negeri yang terampil, bukan hanya sebagai pembantu rumah tangga PRT seperti TKI selama ini.

Persoalan Gengsi, Harus Dirubah dengan Bangga SMK Bisa

Saya senang ada orang sekelas Tantowi Yahya sebagai Icon Iklan SMK Bisa, saya yakin iklan ini akan berhasil mendorong lulusan SMP tertarik melanjutkan ke SMK. Terutama yang berasal dari daerah dimana orang tuanya tidak mampu untuk nantinya (setelah SMA) melanjutkan ke perguruan tinggi yang saat ini biayanya sangat tinggi itu.

Dulu lulusan SMK masuk dalam golongan kelas 2, kalau tidak SMA tidak keren, nah dengan iklan di TV tentang SMK bisa diharapkan ada kebanggaan pada siswa SMK. Dengan modal kebanggaan biasanya diikuti dengan semangat keras selama pendidikan. Semangat kerja keras untuk mengikuti setiap belajaran yang diikuti tentu akan meningkatkan kualitas lulusan SMK.

Kompetensi Siswa SMK Bisa Bersaing Global

Ppemerintah akan terus meningkatkan pembinaan kompetensi siswa SMK berprestasi di tingkat nasional sehingga mampu mengharumkan nama bangsa dan bersaing di tingkat dunia.

Joko Sutrisno, Direktur Pembinaan SMK Depdiknas, di Jakarta, Rabu (2/7), mengatakan, dalam ASEAN Skill Competition yang sudah enam kali diikuti siswa SMK Indonesia, prestasi Indonesia terus meningkat. Bahkan, Indonesia mampu meraih pemenang juara satu.

Tim Saya Semua Lulusan SMK

Saya bukan pengusaha yang sukses, karena belum bisa menampung puluhan bahkan ratusan tenaga kerja SMK, namun dengan keterbatasan yang saya miliki saya mencoba menampung tenaga SMK. Hasilnya luar biasa, ternyata kemampuan lulusan SMK luar biasa. Tentunya dengan bimbingan dan motivasi yang saya tanamkan, bahkan saat ini ada yang bisa melakukan tugas tugas review untuk situs luar negeri. Semua tergantung motivasinya.

Mas Rozim misalnya, dia lulusan SMK 1 Tuban hanya dalam waktu 6 bulan saya bina sudah bisa melakukan tugas tugas berat baik untuk pekerjaan Review, web master, dan content writer dalam bahasa inggris, sehingga ratusan bahkan ribuan dollar bisa mengalir ke Indonesia dari tangannya.

Mas Soim, juga lulusan SMK, yang saat ini membantu saya menjadi customer support, dan teknikal support, plus Manager Pemasaran Indobilling.com. Bukan hanya itu dia juga menjadi pengasuh rubik portal.com musik.

Mas Hendra, Anak lamongan ini juga sangat luar biasa, dia saya didik dan saya orbitkan menjadi calon wiraswasta, pengusaha baru yang nantinya akan kembali ke desanya untuk mebangun desa di Kota Lamongan. Kemampuannya di bidang web design, Delphi Programming, Perawatan Hardware Komputer, Manajemen Warnet, Teknik SEO, Internet marketing sudah cukup untuk menjadi SMK Mandiri.

Mas Irawan, salah satu binaan saya yang sudah mandiri menjadi pengusaha Handphone, Pengusaha HP ini sudah berpengasilan lebih tinggi dari pegawai negeri Golongan 3.

Dan banyak Lulusan SMK, atau SMA yang sudah saya didik menjadi pengusaha yang kembali ke desanya bukan hanya menjadi karyawan tapi sudah menjadi pengusaha dan masuk golongan Wirausaha UKM atau UMKM. Berarti apa yang disampaikan oleh Mas Tantowi Yahya benar, SMK memang bisa menjadi Pengusaha Tangguh.

SMK Plus adalah Solusi Untuk Mengentas Pengangguran

Dalam rangka pelaksanaan pilar pembangunan di bidang pendidikan nasional untuk meningkatkan akses dan pemerataan serta peningkatan mutu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, melalui APBN tahun 2009 telah dialokasikan dana bantuan untuk:

1. Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMK;
2. Pembangunan Workshop/ Laboratorium/ Perpustakaan SMK;
3. Pengadaan Peralatan SMK Rintisan SSN;
4. Pengadaan Peralatan SMK Pra-SSN.

Salah satu tahapan dalam pemberian bantuan tersebut berupa kegiatan Penandatanganan Surat Perjanjian dan Bimbingan Teknis Pemberian Bantuan Tahun Anggaran 2009.

Program tersebut tentu akan menjadikan SMK Plus, yaitu tersedianya peralatan / worshop / Laboratorium / perpustakaan plus jaringan Internet Gratis di setiap SMK di Indonesia. Kesungguhan pemerintah harus didukung, keberpihakan pemerintah melalui program program SMK bisa bukan hanya untuk Kampanye Pemenang Pilpres 2009, tapi harus menjadi program permanen yang terencana dan berkelanjutan.

SMK Gratis Setelah SD dah SMP Gratis

Anggaran pendidikan yang cukup tinggi yaitu 20 persen barangkali juga bisa digunakan untuk menjadikan SMK Gratis untuk rakyat yang tidak mampu menyekolahkan anaknya, sehingga tidak ada lagi yang tidak sekolah, Ini bagian dari mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus menyiapkan tenaga kerja siap pakai untuk mengurangi tingkat pengangguran yang semakin tinggi.

Menggerakan Sektor Real, Usaha Kecil dan Menengah

Ekonomi kerakyatan, tidak lepas dari ekonomi sektor real, sektor yang langsung bisa menyentuh kebutuhan masyarakat banyak. Tidak bisa dipungkiri Usaha Kecil dan menengah UKM menjadi tulang punggung dalam stabilitas ekonomi Nasional.

Jerintan Pengusaha Kecil Yang Tidak Punya Jaminan

Rasanya banyak orang seperti saya yang ingin berusaha tetapi tidak punya Jaminan untuk pinjam uang ke bank. Apakah saya yang tidak tahu informasi atau kuper, sehingga tidak tahu bagaimana meminjam uang untuk perluasan usaha. Selama ini jika saya butuh dana untuk berusaha saya pinjam dana dari Kartu Kredit yang bunganya tinggi itu. Tapi karena terpaksa maka hal ini sering dilakukan.

Setelah SMK Bisa berhasil tentu para pengusaha yang bisa menciptakan lapangan kerja juga harus didukung, baik dari segi penyiapan ifrastuktur, perijinan, insentif, managemen dan pendampingan serta penbinaan tentu juga dalam hal akses dana tanpa jaminan. Dana atau pinjaman bunga rendah menjadi dambaan bagi para pengusaha, terutama pengusaha kecil di desa-desa.

Pengusaha Pertanian, Pengusaha Perternakan, Perngusaha Perikanan dan pengusaha kecil yang lain harus difasilitasi untuk bergerak, pemerintah melalui program program pro rakyat yang sudah bekerja selama ini harus melanjutkan. Bukan Lanjutkan Pemerintah dalam berkuasa saja, tapi Lanjutkan dan tingkatkan program program pro Rakyat sampai ke pelosok Desa, bukan hanya di kota kota saja.

Catatan:

Tulisan saya ini jauh dari kesempurnaan, saya hanya menulis apa adanya, dan kadang banyak yang tidak tahu dan salah. Meskipun demikian saya tetap semangat, saya ingin memberi gambaran berapa program yang sudah baik ternyata belum tersosialisasi sampai ke desa-desa. Setelah saya kembali ke desa Ketan Ireng Kecamatan Prigen dan Pandaan Pasuruan, saya belum melihat kegiatan yang selama ini dicanngkan pemerintah. Masih banyak yang bisa dikembangkan tapi semua itu tentu butuh pembinaan, bimbingan dan permodalan. Sebagai rakyat kecil saya merasa nyaman hidup didesa, tapi karena lama hidup di kota besar Surabaya saya masih butuh penyesuaian agar bisa menjadi Petani Plus. Dengan adanya UKM Center, UMKM Center, Kelompok Usaha Tani KUT sudah menjadi modal awal untuk meramaikan desa, menjadi desa Mandiri, Petani Mandiri, Pengusaha Mandiri, Plus Tersedianya Tenaga Kerja Siap Pakai yang mau terjun di desa terutama dari lulusan SMK.

Anda Punya Pengalaman dibidang SMK, Anda Guru SMK, Pengusaha Kecil dan Menengah UKM, Ayo saling share untuk Indonesia Raya. Partisipasi Aktif Rakyat Adalah Kekuatan Bangsa. (Maaf bukan kampanye, hehehe)

SMK BISA" | Bidang Keahlian Seni, Kria dan Teknologi

Pendidikan, Lapangan kerja, pengangguran, adalah problem besar di Indonesia, masih rendahnya mutu pendidikan ditambah susahnya mencari pekerjaan, kemiskinan, sedikitnya lowongan kerja yang tersedia, menjadi persoalan yang harus menjadi tugas pemerintah untuk mengambil langkah cepat untuk menyiapkan tenaga kerja siap pakai seperti SMK Bisa, SMK Mandiri, SMK yang lulusannya berkualitas dan siap kerja.

Sekolah Menengah Kejuruan harus disiapkan untuk mengisi lowongan kerja tingkat menengah yang sudah tersedia, selain itu pemerintah harus juga mendorong terciptanya peluang kerja baru yang bisa menampung siswa lulusan SMK baik lewat program pegawai negeri, mendorong perusahaan baru, mendukung UKM, UMKM, melatih dan mendorong wirausaha baru, entrepreneur baru, pabrik ramah lingkungan baru, Perusahaan Baru, kesempatan kerja baru.

Tidak mudah memang menyiapkan tenaga kerja siap pakai, siap kerja, namun upaya departemen pendidikan dalam hal ini Direktoran Pembinaan Pendidikan Kejuruan Direktorean Jenderal Menajemen Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (dit-PSMK) bisa melakukan pembinaan untuk program SMK bisa menurut pengamatan saya adalah langkah tepat terutama terkait dengan banyaknya pengangguran elite, pengangguran dari Lulusan Perguruan Tinggi, pengangguran yang disebakan oleh banyaknya tenaga kerja lulusan perguruan tinggi yang ternyata tidak siap pakai.

Program program SMK bisa harus benar benar bisa link dan match dengan kebutuhan pasar kerja, lebih lebih kalau juga bisa disiapkan untuk mendukung pasar kerja luar negeri yang terampil, bukan hanya sebagai pembantu rumah tangga PRT seperti TKI selama ini.

Tamatan SMK bisa ciptakan lapangan usaha

Pagi tadi, sambil bersiap-siap ketika hendak berangkat ke kantor, ada berita menarik di Indosiar. Nama acaranya saya lupa (atau gak tau? :) ), tapi ditayangkan sekitar jam 7-an.

Diberitakan, beberapa SMA di Jakarta mengaku kekurangan murid baru di PSB tahun ini. Diberitakan pula sebagian besar calon siswa lebih memilih sekolah di SMK. Ada satu SMK di Jakarta yang mengku jumlah pendaftar tahun ini membludak sampai 4x jumlah yang diterima.

Satu hal menarik dari pemberitaan itu, seorang narasumber mengungkapkan beralihnya minat calon siswa dari SMA ke SMK disebabkan gencarnya promosi SMK oleh pemerintah (Mendiknas) di televisi. Tentu jenengan pernah lihat iklan-iklan promosi SMK yang mengangkat jargon SMK BISA!. Salah satu iklan tersebut dibintangi oleh Tantowi Yahya yang juga mengaku lulusan SMK. Narasumber itu juga mengharapkan pemerintah tidak hanya mempromosikan SMK, tapi juga mempromosikan SMA dengan mengangkat jargon SMA BISA!

Apa benar demikian adanya? Benarkah minat calon siswa lebih cenderung ke SMK?

Pertanyaan saya itu tentu tidak bisa dijawab dengan mudah. Diperlukan adanya survey dan jajak pendapat dari calon-calon siswa baru, dan juga tentunya dari masyarakat luas. Apakah benar pernyataan sang narasumber yang menuding iklan SMK sebagai penyebabnya, atau ada sebab lain selain itu. Bahwa “iklan” bisa mempengaruhi opini public itu sudah pasti. Tapi jika hal itu sampai bisa mengubah selera pendidikan masyarakat, menurut saya hal itu sudah luar biasa.

Pada tahun 2007, melihat rendahnya minat siswa lulusan SMP yang melanjutkan ke SMK, pemerintah melalui Depdiknas mengeluarkan rencana strategis yang intinya memprioritaskan pembangunan SMK-SMK. Jika memang pemberitaan itu benar, dalam waktu 2 tahun saja rencana pemerintah tersebut bisa dikatakan berhasil. Nah, jika sekarang timbul masalah seperti itu, tentu saya tidak tahu. He.he. :)
Sebagai salah seorang yang juga lulusan SMK, tentunya saya merasa bangga dengan adanya berita tersebut. Setidaknya hal itu menunjukkan persepsi masyaratkat akan SMK sudah bergeser. Beberapa tahun lalu, ketika saya masuk SMK, pandangan masyarakat akan SMK cenderung miring. Digambarkan bahwa siswa SMK identik dengan siswa dari kalangan kurang mampu. Ada juga anggapan bahwa orang tua menyekolahkan anaknya di SMK karena khawatir tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal itu memang tidak sepenuhnya salah. Sebagian besar teman saya waktu di SMK memang dari kalangan kurang berada. Bahkan banyak juga yang mendapat beasiswa JPS (Jaring Pengaman Sosial) karena masuk golongan kurang mampu.

Ketika masih sekolah dulu saya pernah bertanya, mengapa beberapa perusahaan lebih menyukai merekrut tenaga lulusan SMK dari pada lulusan perguruan tinggi? Dengan sederhana di jawab oleh guru saya, lulusan SMK lebih terbiasa bekerja keras dan standar gajinya lebih rendah. Ah, tentu saja itu jawaban yang masih bisa diperdebatkan lagi. Namun yang pasti, saya bersyukur bisa menjadi lulusan SMK karena jargon SMK BISA! Menurut saya memang benar adanya. (padahal dulu sebenarnya pengen sekali sekolah di SMA… he.he.)

Kembali ke pemberitaan tadi. Jika pemberitaan itu benar, apakah ini fenomena naik pamornya SMK atau meredupnya pamor SMA? Apakah ini menandakan bahwa SMA dan SMK kini dalam status yang sama, sama-sama diburu karena kualitasnya? Saya belum sempat mempelajari lebih jauh perihal ini, nanti jika saya sudah punya jawabannya saya akan memberitahukan pada jenengan semua. :)

Lepas dari pemberitaan itu, saya percaya SMA dan SMK sama-sama pentingnya. Keduanya memiliki pangsa pasar berbeda. SMK mencetak tenaga kerja siap pakai dan SMA mencetak calon-calon pemikir bangsa. Menurut jenengan, bagaimana lulusan SMK itu?

SMK Bisa!! Sekolah Kejuruan

Entertainer kondang Tantowi Yahya (49) mengatakan prospek lulusan SMK lebih bagus ketimbang lulusan SMA. "Bukan karena saya Ikon SMK saya lalu berbicara seperti ini Tapi Ini bisa dibuktikan. DI SMK. selain mendapat pendidikan sama seperti di SMA. siswa SMK juga mendapat bekal keterampilan untuk slap bekerja. Jadi mereka punya nilai plus. katanya kepada Wana Kota. Sabtu (23/1)

Bila dulu SMK dipandang sebelah mata, menurut Tantowi, kini justru sebaliknya. Saat Ini. banyak orangtua tertarik untuk menyekolahkan anaknya ke SMK. Apalagi dewasa Ini. lapangan kerja menuntut tenaga-tenaga kerja siap pakai.Lulusan SMA cenderung meneruskan ke perguruan tinggi. Kuliah juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit Setelah lulus kuliah juga belum tentu bisa langsung kerja. Makanya saya bilang prospek SMK lebih bagus karena siswanya dididik menjadi tenaga kerja slap pakai. Istilahnya skill Juli urai kakak kandung Helmi Yahya itu.

Oleh karena itu. menurut Tantowy. SMK harus didukung semua pihak. Anggota Fraksi Partai Golkar (FPGI DPR ini juga berharap pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan Nasional, bisa membina SMK. "Program-program SMK harus benar-benar bisa link dan match dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, kalau bisa disiapkan untuk mendukung pasar kerja luar negeri yang terampil, bukan hanya sebagai pembantu rumah tangga atau PRT. tandas bintang iklan layanan masyarakat SMK Bisa ini.Apa yang dikatakan Tantowy mirip dengan pendapat Direktur Pembinaan SMK Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). Joko Sutrisno. Menurut Joko. SMK bisa menjadi solusi dalam menghadapi ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) atau perdagangan bebas As-SEAN-Chlna yang sudah berlaku per 1 Januari 2010.

"Jangan kita lawan produk China masuk, tetapi bagaimana memanfaatkan produk China untuk meningkatkan advantage melalui pengembangan SMK." katanya di sebuah kegiatan di Mataram. NTB. Sabtu (23/1). seperti dikutip Antara.Masuknya produk China dinilai mengancam industri dalam negeri karena produk dalam negeri belum sepadan dengan produk dari Negeri Tirai Bambu tersebut. "Kita memang tidak bisa mengalahkan produk China terutama produk manufaktur. Kita masih perlu berguru ke negeri tersebut." ujarnya.

Namun kondisi tersebut bisa juga ditangkap sebagai kesempatan untuk menciptakan SMK sebagai solusi dalam menghadapi persaingan pasar bebas tersebut. Caranya adalah menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar di luar negeri termasuk dari China. Kerja sama tersebut bisa dalam bentuk perjanjian pembelian suku cadang atau bahan baku untuk kemudian dilakukan produksi barang jadinya di Indonesia dengan melibatkan SMK.Dengan demikian. SMK bisa mengambil margin keuntungan dari mitra industrinya. "Model seperti ini akan coba kita terapkan sampai pada akhirnya SMK mampu memproduksi suku cadang atau bahan baku yang sebelumnya kita datangkan dari luar negeri itu." ujarnya, (ign)

SMK Bisa Bikin Mobil

Pendidikan, Lapangan kerja, pengangguran, adalah problem besar di Indonesia, masih rendahnya mutu pendidikan ditambah susahnya mencari pekerjaan, kemiskinan, sedikitnya lowongan kerja yang tersedia, menjadi persoalan yang harus menjadi tugas pemerintah untuk mengambil langkah cepat untuk menyiapkan tenaga kerja siap pakai seperti SMK Bisa, SMK Mandiri, SMK yang lulusannya berkualitas dan siap kerja. Sekolah Menengah Kejuruan harus disiapkan untuk mengisi lowongan kerja tingkat menengah yang sudah tersedia, selain itu pemerintah harus juga mendorong terciptanya peluang kerja baru yang bisa menampung siswa lulusan SMK baik lewat program pegawai negeri, mendorong perusahaan baru, mendukung UKM, UMKM, melatih dan mendorong wirausaha baru, entrepreneur baru, pabrik ramah lingkungan baru, Perusahaan Baru, kesempatan kerja baru.

SMK Bisa, Menciptakan Tenaga Kerja Siap Pakai

Tidak mudah memang menyiapkan tenaga kerja siap pakai, siap kerja, namun upaya departemen pendidikan dalam hal ini Direktoran Pembinaan Pendidikan Kejuruan Direktorean Jenderal Menajemen Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (dit-PSMK) bisa melakukan pembinaan untuk program SMK bisa menurut pengamatan saya adalah langkah tepat terutama terkait dengan banyaknya pengangguran elite, pengangguran dari Lulusan Perguruan Tinggi, pengangguran yang disebakan oleh banyaknya tenaga kerja lulusan perguruan tinggi yang ternyata tidak siap pakai.

Program program SMK bisa harus benar benar bisa link dan match dengan kebutuhan pasar kerja, lebih lebih kalau juga bisa disiapkan untuk mendukung pasar kerja luar negeri yang terampil, bukan hanya sebagai pembantu rumah tangga PRT seperti TKI selama ini.

Persoalan Gengsi, Harus Dirubah dengan Bangga SMK Bisa

Saya senang ada orang sekelas Tantowi Yahya sebagai Icon Iklan SMK Bisa, saya yakin iklan ini akan berhasil mendorong lulusan SMP tertarik melanjutkan ke SMK. Terutama yang berasal dari daerah dimana orang tuanya tidak mampu untuk nantinya (setelah SMA) melanjutkan ke perguruan tinggi yang saat ini biayanya sangat tinggi itu.

Dulu lulusan SMK masuk dalam golongan kelas 2, kalau tidak SMA tidak keren, nah dengan iklan di TV tentang SMK bisa diharapkan ada kebanggaan pada siswa SMK. Dengan modal kebanggaan biasanya diikuti dengan semangat keras selama pendidikan. Semangat kerja keras untuk mengikuti setiap belajaran yang diikuti tentu akan meningkatkan kualitas lulusan SMK.

7 Alasan Kenapa Lulusan SMK Bisa Jadi Pengusaha

Acara persami siswa baru di smk

Begitu semaraknya acara persami (Perkemahan Sabtu Malam Minggu) yang diadakan di smk negeri 1 sumberbaru dari tanggal 24 juli 2010 sampai 25 juli 2010, acara ini meriah dengan acara api unggun dan kembang api sehingga menarik pengunjung dari keluarga murid dan warga sekitar smk. acara persami dibuka jam 13.00 WIB dan akan berakhir sampai esok hari penutupan jam 12.00 WIB. dengan diadakan kegiatan persami ini akan memupuk bakat siswa dalam kebersamaan dan partisipasi terhadap dunia pramuka yang lama kelamaan akan pudar sehingga di smk diadakan persamn. Tidak hanya siswa yang sibuk ikut dalam kegiatan persami ini melainkan guru-guru smk juga ikut memeriahkan acara persami ini.

SMK Bisa, Menciptakan Tenaga Kerja Siap Pakai

Lapangan kerja, pengangguran, adalah problem besar di Indonesia, masih endahnya mutu pendidikan ditambah susahnya mencari pekerjaan, kemiskinan, sedikitnya lowongan kerja yang tersedia, menjadi persoalan yang harus menjadi tugas pemerintah untuk mengambil langkah cepat untuk menyiapkan tenaga kerja siap pakai seperti SMK Bisa, SMK Mandiri, SMK yang lulusannya berkualitas dan siap kerja. Sekolah Menengah Kejuruan harus disiapkan untuk mengisi lowongan kerja tingkat menengah yang sudah tersedia, selain itu pemerintah harus juga mendorong terciptanya peluang kerja baru yang bisa menampung siswa lulusan SMK baik lewat program pegawai negeri, mendorong perusahaan baru, mendukung UKM, UMKM, melatih dan mendorong wirausaha baru, pabrik ramah lingkungan baru, Perusahaan Baru, kesempatan kerja baru.

SMK Bisa, Menciptakan Tenaga Kerja Siap Pakai

Tidak mudah memang menyiapkan tenaga kerja siap pakai, siap kerja, namun upaya departemen pendidikan dalam hal ini Direktoran Pembinaan Pendidikan Kejuruan Direktorean Jenderal Menajemen Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (dit-PSMK) bisa melakukan pembinaan untuk program SMK bisa menurut pengamatan saya adalah langkah tepat terutama terkait dengan banyaknya pengangguran elite, pengangguran dari Lulusan Perguruan Tinggi, pengangguran yang disebakan oleh banyaknya tenaga kerja lulusan perguruan tinggi yang ternyata tidak siap pakai.

Persoalan Gengsi, Harus Dirubah dengan Bangga SMK Bisa

Saya senang ada orang sekelas Tantowi Yahya sebagai Icon Iklan SMK Bisa, saya yakin iklan ini akan berhasil mendorong lulusan SMP tertarik melanjutkan ke SMK. Terutama yang berasal dari daerah dimana orang tuanya tidak mampu untuk nantinya (setelah SMA) melanjutkan ke perguruan tinggi yang saat ini biayanya sangat tinggi itu.

Dulu lulusan SMK masuk dalam golongan kelas 2, kalau tidak SMA tidak keren, nah dengan iklan di TV tentang SMK bisa diharapkan ada kebanggaan pada siswa SMK. Dengan modal kebanggaan biasanya diikuti dengan semangat keras selama pendidikan. Semangat kerja keras untuk mengikuti setiap belajaran yang diikuti tentu akan meningkatkan kualitas lulusan SMK.

Kompetensi Siswa SMK Bisa Bersaing Global

pemerintah akan terus meningkatkan pembinaan kompetensi siswa SMK berprestasi di tingkat nasional sehingga mampu mengharumkan nama bangsa dan bersaing di tingkat dunia.

Joko Sutrisno, Direktur Pembinaan SMK Depdiknas, di Jakarta, Rabu (2/7), mengatakan, dalam ASEAN Skill Competition yang sudah enam kali diikuti siswa SMK Indonesia, prestasi Indonesia terus meningkat. Bahkan, Indonesia mampu meraih pemenang juara satu

SMK Bisa Menciptakan Tenaga Kerja Siap Pakai Tidak Mudah Memang Menyiapkan Tenaga Kerja Siap Pakai Siap Kerja

Program “SMK BISA” yang dicanangkan pemerintah merupakan tanda dibukanya gerbang persaingan sehat dunia pendidikan. Asumsi yang memandang SMK sebelah mata telah mengakhiri eranya. Karena itu, animo masyarakat untuk melanjutkan ke SMK meningkat drastis.

Menanggapi tingginya animo masyarakat tersebut, membuat Sekolah Menengah Kejuruan Putra Indonesia Malang program studi Kimia Industri terus melakukan pemebenahan diberbagai sisinya, baik dari sisi manajemen, system pendidikan, sarana maupun pemanfaatan ICT dalam bidang manajemen dan pemeblajaran.

Brand Kompeten, Disiplin, Profesional dan Berkualitas merupakan jaminan utama sekolah yang beralamat di Jl,Barito No.5 Malang ini. Dengan berbagai inovasi yang telah dilakukan, Sekolah Menengah Kejuruan Putra Indonesia Malang ingin menjadikan lembaga pendidikannya sebagai lembaga pendidikan yang “terdepan dalam pilihan“.

Agar bisa diterima dan dibutuhkan di dunia kerja atau industri, seorang siswa harus memiliki disiplin yang tinggi. Karena orang yang disiplin itu akan lebih bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan. SMK PIM berhasil meracik sistem pendidikan yang menekankan pada disiplin dan dan tanggungjawab pribadi yang tinggi.

Sekolah Menengah Kejuruan Putra Indonesia mengedepankan pelayanan prima terhadap peserta didiknya, karena peserta didik dianggap sebagai mitra.. Disini siswa dibimbing dari awal hingga tamat, bahkan lulusan yang belum mendapatkan pekerjaan juga tetap berada dalam tanggung jawab sekolah secara moril. Hal ini ditunjang dengan adanya job fair bursakerja yang diadakan oleh humas SMK PI. Acara job fair ini bias dilaksanakan tentunya karena dukungan dan kepercayaan dunia kerja terhadap SMK Putra Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya rekrutmen oleh beberapa industri di sekolah sebelum lulusan siswanya.

Tidak mudah memang menyiapkan tenaga kerja siap pakai, siap kerja, mandiri, dan dapat diterima oleh dunia kerja /industry. Menyadari hal ini, telah banyak upaya yang telah dilakukan SMK PIM, diantaranya Validasi kurikulum. Dalam pelaksanaan Validasi Kurikulum ini, SMK PIM melibatkan dunia industry, sehinga bias dihasilkan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia industry dan dunia kerja.

Di samping melakukan perbaikan kurikulum melalui Validasi Kurikulum, SMK PIM juga mengembangkan metode pembelajaran berdasarkan teknik edukasi modern yang berdasar kajian ilmiah. Dalam Prakerin atau praktek kerja industry, siswa akan mencoba, merasakan, dan terjun langsung di dunia industri. Ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini bertujuan agar siswa terlatih dan mempunyai pengalaman bagaimana dunia industri itu sebenarnya , mulai dari suasana kerja hingga skill yang dibutuhkan. Siswa akan menjadi terbiasa dan berusaha untuk bersosialisasi dalam lingkungan tersebut. Sehingga saat siswa lulus dan terjun ke dunia industry, tidak merasa aneh , gugup dan siap mengembangkan potensi diri secara maksimal. Semua inovasi tersebut bertumpu kepada harapan akan hadirnya lulusan yang Kompeten, Disiplin, Profesional dan Berkualitas handal dalam menjalankan pekerjaan dan dapat memberikan solusi permasalahan yang ada di lapangan kerja.

Untuk meningkatkan dan mengembangkan jiwa mandiri dalam berwirausaha, SMK Putra Indonesia Malang juga menerapkan progam kewirausahaan. Dalam program ini, siswa dibekali bagaimana merencanakan, memproduksi, sampai dengan memasarkan suatu produk. Jadi tidak berlebihan jika dikatakan SMK Putra Indonesia Malang Sudah “BISA” menciptakan tenaga profesional yang mampu bersaing dalam dunia kerja global, menciptakan peluang usaha dan membuka lapangan kerja, menciptakan lulusan yang siap mandiri di tengah himpitan sistem yang serba sulit, Maka jangan heran jika puluhan siswa SMK Putra Indonesia Malang lulusan 2010 kemarin bahkan sudah diterima di berbagai perusahaan sebelum diwisuda.

Kegiatan Ekstrakurikuler juga tak luput dari perhatian SMK Putra Indonesia Malang, banyak prestasi yang telah diraih oleh siswa, baik di tingkat kodya/kab, propinsi bahkan sampai tingkat Nasional. Melalui kegiatan Ekstrakurikuler siswa dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka Selain juga dapat mengembangkan jiwa kompetitif dan sebagai sarana menumbuhkan sikap (attitude). Yang terakhir ini adalah modal yang paling berharga bagi kehidupan di mana pun kita berada.

Semua itulah yang membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap SMK Putra Indonesia Malang meningkat drastis. Itulah yang terjadi saat ini, hal ini dibuktikan dengan membludaknya pendaftar di gelombang I, walaupun pendaftaranya diadakan sebelum pendaftaran SMA Negeri /SMK Negeri. Dalam seleksi PSB gelombang I, sekitar 25% pendaftar tidak diterima. Bagi lulusan SMP yang punya minat menekuni profesi imia industry, SMK PIM masih memberikan kesempatan untuk mendaftar pada gelombang II sampai dengan 2 juli 2010. Merupakan sebuah pilihan yang rasional mendaftar di sekolah yang dikenal dengan nama SMK PI-M .

Rabu, 06 Oktober 2010

Teknologi Pendidikan Menjawab Persoalan Pendidikan

Teknologi pendidikan perlu terus menerus dikembangkan untuk menjawab persoalan-persoalan pendidikan. Pendekatan pembelajaran yang sebelumnya tidak mungkin jika dilakukan secara konservatif maka dengan teknologi pendidikan akan menjadi mungkin. Teknologi pendidikan dapat meningkatkan efisien dan efektivitas.

“Saya mengajak untuk terus menerus mengembangkan teknologi pendidikan untuk menjawab persoalan ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas. Dengan teknologi pendidikan maka persoalan ketersediaan bisa dikurangi sebagian, demikian juga (persoalan) keterjangkauan,” kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh pada Seminar dan Workshop Nasional Peran Teknologi Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Nasional di Depdiknas, Jakarta, Rabu (18/11/2009) .

Mendiknas menyebutkan, teknologi pendidikan memiliki tiga peran penting. Pertama, kata Mendiknas, teknologi pendidikan berperan sebagai pendukung proses pendidikan. Kedua, lanjut Mendiknas, teknologi pendidikan berperan sebagai penggerak. Dia mencontohkan, penggunaan teknologi informasi sebagai media atau bagian dari teknologi pembelajaran. “Dengan IT bisa menggerakkan bukan saja bab pelajaran yang diajarkan, taruhlah Matematika menggunakan IT, tapi sekaligus mendrive guru, murid, atau orangtuanya untuk belajar IT,” katanya.

Peran ketiga, kata Mendiknas, teknologi pendidikan dijadikan sebagai pengungkit. “Kita harapkan teknologi pendidikan bisa berperan sebagai pengungkit atau enabler. Segala macam yang tidak mungkin jadi mungkin,” katanya.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Fasli Jalal mengatakan, dengan teknologi pendidikan, peluang untuk mendapatkan akses yang lebih luas bagi semua anak bangsa dan pemangku pendidikan makin meningkat. Dia mengatakan, teknologi ini memerlukan budaya baru, sehingga belum tersedia bagi banyak pemakai. “Jadi diperlukan kesabaran terus menerus untuk mensosialisasikan, mendampingi, dan memudahkan mereka di dalam mengakses teknologi ini termasuk kemampuan kita untuk mengembangkan konten,” katanya.

Fasli menyampaikan, dari sisi kebijakan, pemerintah berkomitmen penuh untuk memanfaatkan, meninternalisasikan , dan membudayakan pemakaian teknologi pendidikan di berbagai jenis dan jalur pendidikan yang sesuai. “Kita berharap, semua sekolah terhubung dengan internet. Anak-anak bisa belajar dengan menyenangkan,” katanya.

Gubernur Papua Barnabas Suebu mengatakan, Pemerintah Daerah Provinsi Papua telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi kurangnya fasilitas dan sumber pembelajaran. Dia mengatakan, saat ini Pemerintah Papua akan melengkapi infrastruktur telekomunikasi bagi 3.000 sekolah dan 3.000 desa. “Yang sekarang kita mulai adalah melengkapi semua kampung dan sekolah dengan perangkat keras parabola, televisi, radio menggunakan (tenaga) energi matahari,” katanya.

Barnabas menyebutkan, Pemerintah Papua telah menganggarkan Rp300 milyar pada 2009 untuk menyediakan berbagai perangkat tersebut. “Kalau bisa tiga tahun sudah bisa pasang semua,” katanya.

Fasli menambahkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menggandeng Institut Teknologi Bandung dan Universitas Cendrawasih untuk mendukung dari sisi teknologi dan Universitas Pendidikan Indonesia untuk mengembangkan kontennya. TV Papua, kata dia, juga telah menyediakan waktu selama dua jam setiap hari untuk menayangkan konten pendidikan.

Sementara, lanjut Fasli, untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia telah disiapkan sebanyak 1.000 sarjana masing-masing 300 dari bidang teknologi dan 700 dari berbagai bidang seperti pertanian, kesehatan, peternakan, dan sosial budaya. “Nah kombinasi ini yang membuat program itulebih mungkin nanti untuk berjalan berkelanjutan,” katanya.

Draft Renstra Depdiknas 2010-2014

Renstra ini saya unduh dari www.depdiknas.go.id. Renstra masih bersifaf draft dan kita-kita dipersilahkan untuk dapat memberikan masukan-masukan bapak ibu yang berkeinginan untuk mempelajari renstra depdiknas dapat mendownload dalam alam berikut.

draf_renstra_depdiknas_2010_-_2014_(utuh)

KABAR RANCANGAN DRAF RENSTRA DEPDIKNAS 2010 – 2014


Rancangan Draf Renstra Depdiknas Periode 2010 – 2014
Cover, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Gambar, Daftar Tabel (582.4 KB)
Sumber: http://www.diknas.go.id/
BAB I (222.2 KB)
Sumber: http://www.diknas.go.id/
BAB II (1.3 MB)
Sumber: http://www.diknas.go.id/
BAB III (326.7 KB)
Sumber: http://www.diknas.go.id/
BAB IV (171.6 KB)
Sumber: http://www.diknas.go.id/
BAB V (1.8 MB)
Sumber: http://www.diknas.go.id/
BAB VI (247.5 KB)
Sumber: http://www.diknas.go.id/
BAB VII (542.5 KB)
Sumber: http://www.diknas.go.id/
Cover Lampiran (120.5 KB)
Sumber: http://www.diknas.go.id/
Lampiran (238.0 KB)
Sumber: http://www.diknas.go.id/

Rancangan Draf Renstra Depdiknas 2010 - 2014 new

Jakarta, Minggu (2 Mei 2010)–Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menekankan pentingnya pendidikan karakter. Sebagai bagian dari upaya membangun karakter bangsa maka pendidikan karakter mendesak untuk diterapkan.Hal tersebut disampaikan Mendiknas pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta, Minggu (2/5/2010).

“Diantara karakter yang ingin kita bangun adalah karakter yang berkemampuan dan berkebiasaan memberikan yang terbaik, giving the best, sebagai prestasi yang dijiwai oleh nilai-nilai kejujuran,” kata Mendiknas saat memberikan sambutan acara. Adapun tema peringatan Hardiknas adalah Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa.

Mendiknas mencermati fenomena sirkus, yaitu tercerabutnya karakter asli dari masyarakat. Fenomena anomali yang sifatnya ironis paradoksal menjadi fenomena keseharian, yang dikhawatirkan pada akhirnya dapat mengalami metamorfose karakter.

“Memang kadang-kadang menjadi lucu dan mengherankan, betapa tidak mengherankan, penegak hukum yang mestinya harus menegakkan hukum ternyata harus dihukum. Para pendidik yang mestinya mendidik malah harus dididik. Para pejabat yang mestinya melayani masyarakat malah minta dilayani dan itu adalah sebagian dari fenomena sirkus tadi itu. Itu semua bersumber pada karakter,” kata Mendiknas.

Sementara itu, terkait pelaksanaan Ujian Nasional yang baru saja dilaksanakan, Mendiknas mengatakan, UN diantaranya dimaksudkan untuk melatih ketangguhan dan meningkatkan kemampuan dengan mengeksplorasi potensi dan sumber daya pendidikan. Hal ini, kata Mendiknas, dimaksudkan agar dunia pendidikan mampu memberikan yang terbaik bagi bangsa. “Dengan melatih ketangguhan dan kemampuan, generasi yang dilahirkan dunia pendidikan Insya Allah akan menjadi generasi yang sanggup dan siap menghadapi realitas kehidupan termasuk menghadapi implikasi dari globalisasi, ” ujarnya.

Mendiknas memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh penyelenggara UN, para murid , para guru, dan orang tua, serta meminta untuk menerima hasilnya dengan obyektif dan jujur. “Kita terima apa adanya. Memang betul jumlah kelulusan menurun meskipun masih ada ujian ulang, memang betul ada yang harus mengulang, memang betul ada sekolah yang harus mengulang seluruhnya, tetapi yang penting intervensi kebijakan apa yang harus kita siapkan untuk memperbaikinya,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Mendiknas menyematkan Satya Lencana Karya Satya kepada 111 pegawai di lingkungan Kemdiknas. Penghargaan ini diberikan kepada pegawai yang mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi dengan masa kerja 10 tahun hingga 30 tahun. Penghargaan diserahkan masing-masing kepada 37 pegawai dengan masa bakti 30 tahun, 56 pegawai masa bakti 20 tahun, dan 18 pegawai masa bakti 10 tahun.

Upacara dirangkai dengan penyerahan arsip statis Kemdiknas kepada Arsip Nasional Republik Indonesia sebanyak 403 berkas, penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) antara Kemdiknas dengan PT Global Mediacom tentang penyelenggaraan siaran televisi untuk pendidikan keterampilan bernama TV Citra Indonesia Terampil, penandatanganan prasasti peresmian Taman Bacaan Masyarakat di Pusat Perbelanjaan atau disebut TBM@Mall, dan peluncuran laman kemdiknas.go. id yaitu portal baru Kemdiknas yang berbasis kepada layanan publik.

Rancangan Draf Renstra Depdiknas Periode 2010 – 2014 - Departeme

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) saat ini sedang menyusun Draf Rencana Strategis Departemen Pendidikan 2010 - 2014 yang mengacu pada rancangan awal RPJMN 2010 - 2014.

Menurut Sekretaris Jenderal Depdiknas pada laman Depdiknas dalam rangka meminta masukan terhadap Draf Renstra Depdiknas 2010 - 2014.

Rancangan Renstra Depdiknas disusun melalui berbagai tahapan, termasuk interaksi dengan para pemangku kepentingan pendidikan di pusat dan di daerah, partisipasi seluruh pejabat Depdiknas, serta dengan memperhatikan arah reformasi perencanaan dan penganggaran yang telah ditentukan oleh Bappenas dan Departemen Keuangan.

Rancangan Renstra ini juga disusun dengan semangat untuk menjaga kesinambungan pembangunan pendidikan nasional dan sebagai landasan bagi pemerintahan periode 2010 - 2014 dalam menentukan arah pembangunan pendidikan ke depan serta menjadi pedoman bagi satuan kerja pendidikan, baik di pusat maupun di daerah dalam merencanakan dan melaksanakan program pembangunan pendidikan nasional.

Sesuai Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, dan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencaan Pembangunan Nasional Nomor 5 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2010 - 2014 dinyatakan bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga harus menyiapkan Rancangan Renstra-KL sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman kepada Rancangan Awal RPJMN dan menetapkan Renstra-KL setelah disesuaikan dengan RPJMN 2010 - 2014.

Naskah ini masih berupa rancangan teknokratis yang memerlukan kritik dan saran untuk penyempurnaan. Untuk memperoleh masukan tersebut itulah maka rancangan Renstra Depdiknas tahun 2010 - 2014 versi 17 September 2009 untuk dapat dibaca oleh masyarakat luas sehingga masyarakat dapat memahami, menilai dan memberi masukan untuk menyempurnakan Draf Renstra tersebut. Kami mengucapkan terima kasih apabila Bapak/Ibu/Saudara berkenan memberikan masukan terhadap Rancangan Renstra tersebut melalui email renstra.depdiknas1014@gmail.com.

Untuk melihat Draf Renstra Depdiknas Tahun 2010 - 2014 dapat diunduh pada link berikut:

Draf Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional periode 2010 - 2014.

Draf Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional periode 2010 - 2014 (Per Bagian).

Draft Renstra Depdiknas 2010 2014

File Type: pdf Cover.pdf (407.8 KB, 43 download)
File Type: pdf Cover Lampiran.pdf (120.5 KB, 33 download)
File Type: pdf Kata Pengantar & Daftar Isi.pdf (197.8 KB, 36 download)
File Type: pdf Bab I.pdf (222.2 KB, 40 download)
File Type: pdf Bab II.pdf (1.27 MB, 49 download)
File Type: pdf Bab III.pdf (326.7 KB, 37 download)
File Type: pdf Bab IV.pdf (171.6 KB, 33 download)
File Type: pdf Bab V.pdf (1.74 MB, 55 download)
File Type: pdf Bab VI.pdf (247.5 KB, 34 download)
File Type: pdf Bab VII.pdf (542.5 KB, 37 download)
File Type: pdf Lampiran.pdf (238.0 KB, 51 download)

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008