Jumat, 24 Juli 2009

Teknologi Pendidikan, Pendidikan dan Teknologi

Pendidikan (E-Education) dimaksudkan untuk merangkum informasi yang berhubungan dengan menggunakan teknologi untuk membantu pendidik, pelajar dan masyarakat.

Komputer dan Internet sudah diterima sebagai alat yang penting untuk komunikasi dan bisnis di Indonesia, sehingga sekarang menjadi hal yang penting pula untuk pendidikan Indonesia yang sedang mengalami reformasi maupun Guru Tahun 2007 (lihat survey). Tujuan-tujuan utama homepage ini adalah:

Memberikan kesempatan kepada sekolah dan universitas yang bisa menggunakan Internet untuk memberikan kontribusi dan menggunakan pengetahuan dari pihak lain (sharing).

Memberikan informasi mengenai pengembangan teknologi belajar secara lokal dan global.

Memberi kesempatan kepada pedagang (manufacturers dan suppliers) peralatan untuk mempromosikan produk mereka (dan harga khusus) kepada lingkungan pendidikan.

Membagi informasi kepada banyak sekolah-sekolah yang jauh dari pusat kota maupun pusat pendidikan.

Selasa, 14 Juli 2009

Indonesia Kirim Mahasiswa Berprestasi ke Olimpiade Sains Internasional Tingkat Perguruan Tinggi 2009

Indonesia kembali mengirimkan mahasiswa berprestasi ke Olimpiade Sains Tingkat Perguruan Tinggi 2009. Sebanyak 14 mahasiswa akan mengikuti ajang kompetisi International Scientific Olympiad on Mathematics (ISOM) ke-10 dan International Scientific Olympiad on Chemistry (ISOC) ke-2 di Teheran, Iran pada 15 - 17 Juli 2009, serta International Mathematics Competition (IMC) ke-15 di Budapest, Hungaria pada 25 - 30 Juli 2009.

Tim yang akan berlaga membawa nama bangsa diterima Senin (13/07/2009) oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fasli Jalal di Gedung Dikti, Depdiknas, Jakarta.

Pada ajang IMC, Indonesia mengirim sebanyak empat mahasiswa. Mereka adalah Albert Gunawan dari Universitas Gajah Mada (UGM), Yosafat EP Pangalelo dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Rudi Adha Prihandoko (ITB), dan Harun Immanuel dari Universitas Airlangga. Tim ditargetkan meraih second price.

Sementara pada ISOM di Iran, Indonesia mengirimkan sebanyak lima mahasiswa, yakni Muhammad Arzaki, Institut Teknologi Bandung (ITB), Ahmad Agung Ahkam dari Institut Tinggi Teknologi Telkom Bandung, Hadrian Andradi (UGM), Novi Murniati dari Universitas Indonesia, dan Ricky Aditya (UGM).

Adapun pada ajang ISOC ke-2 yang merupakan keikutsertaan pertama kali Indonesia mengirimkan sebanyak lima mahasiswa, yakni Muh. Zulqarnaen (ITB), R. Aditya Wibawa A (ITB), Habiburrachman (ITB), Tegar Nurwahyu Wijaya (ITB), dan Muh. Idham DM (UGM).

Fasli berharap, mahasiswa berhasil memenangkan lomba sebagai wakil Indonesia pada sebuah kompetisi yang sangat prestisius. "Menang itu penting, tetapi tidak segala - galanya. Paling penting adalah menimba pengalaman dan membina persahabatan antar peserta dari berbagai negara

IPDN dan STIA-LAN Teken MoU Sertifikasi Dosen dengan UGM

Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi - Lembaga Administrasi Negara (STIA-LAN) melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) tentang Sertifikasi Dosen dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). IPDN akan mensertifikasi sebanyak 62 dosen, sedangkan STIA-LAN masing-masing dari STIA-LAN Jakarta, STIA-LAN Bandung, dan STIA-LAN Makassar akan mensertifikasi sebanyak 32 dosen.

Penandatanganan MoU dilakukan antara Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi dan Sumber Daya Manusia UGM Ainun Na'im dengan perwakilan masing - masing perguruan tinggi disaksikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen Dikti Depdiknas) Fasli Jalal di Gedung Depdiknas, Jakarta, Senin (13/07/2009) .

Fasli mengatakan, selain guru besar, pimpinan perguruan tinggi memiliki kesempatan sama untuk mendapatkan hak - hak sebagai dosen profesional. "Hanya tugas - tugasnya saja yang dikecilkan dibandingkan dengan dosen. Untuk pimpinan sebetulnya tidak ada masalah tetap diikutkan dalam berbagai langkah - langkah (sertifikasi dosen) ini," katanya usai penandatanganan MoU.

Fasli mengungkapkan, melihat sejarah panjang pendidikan kedinasan dan kebutuhan di masa depan maka mudah - mudahan dengan Undang - Undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) sudah bisa ada jalan keluarnya, sehingga nanti yang menjadi pendiri adalah Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) dan menteri masing - masing atau Ketua Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)."Kementrian dan LPND menyusun siapa yang akan duduk di majelis wali amanat yang menjamin representasi dari pada departemen atau lembaga non-departemen tersebut," katanya.

Kemudian, lanjut Fasli, diharapkan nanti proses pemilihan pimpinan, masalah anggaran tahunan, dan perencanaan sudah dikelola penuh oleh majelis wali amanat bersama stakeholdersnya. "Saya sarankan kepada teman-teman di pendidikan kedinasan nanti tolong dipelajari template - template BHP Pemerintah dari pendidikan kedinasan ini. Kemudian berikan masukan sebelum nanti menjadi lampiran dari Permendiknas tentang bagaimana tahapan dari satuan pendidikan tinggi di kedinasan menjadi BHP Pemerintah," katanya.

Direktur Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas Muchlas Samani mengatakan, sertifikasi dosen sudah mulai dilaksanakan untuk perguruan tinggi di luar Depdiknas. Dia mengatakan, Depdiknas dalam hal ini berfungsi sebagai jembatan karena akan swadaya membiaya proses sertifikasinya. "Setelah dapat sertifikat juga akan membiayai tunjangannya masing - masing," katanya.

Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi dan Sumber Daya Manusia UGM Ainun Na'im mengatakan, UGM mempunyai 180 assessor dan sudah melakukan assessment tahun lalu sebanyak hampir 300 orang dan pada 2009 akan melakukan sertifikasi sebanyak 400 orang. Dia mengatakan, assessor yang dimiliki UGM meliputi berbagai bidang ilmu baik ilmu alam maupun sosial humaniora. "Sehingga kami bisa membantu dan melaksanakan assessment untuk dosen - dosen di luar UGM khususnya yang disepakati hari ini adalah IPDN dan STIA. Ini adalah salah satu dari komitmen kami untuk bersama-sama mengembangkan lembaga pendidikan di Indonesia," katanya.

Ketua STIA-LAN Jakarta Johanes Basuki mengatakan, STIA-LAN telah berkomitmen bahwa setelah diakreditasi akan melakukan sertifikasi dosen dan guru besar. Dia menyebutkan, saat ini STIA-LAN telah memiliki sebanyak sembilan guru besar yang sudah disertifikasi. "Untuk tahap pertama dari sebanyak 32 dosen yang akan disertifikasi masing - masing sebanyak 17 dosen dari STIA-LAN Jakarta, sembilan dosen dari STIA-LAN Makassar, dan enam dosen dari STIA-LAN Bandung,

Jadwal Olimpiade Sains Internasional 2009

01/11/2009

Informasi Jadwal Olimpiade Sains Internasional 2009.

Sumber
http://www.dikmenum.go.id/

penelitian, pengembangan, dan gagasan inovatif pendidikan

intro
Tema
Peningkatan mutu, relevansi, dan tata kelola pendidikan nasional berdasarkan pemanfaatan hasil-hasil penelitian, pengembangan, dan gagasan inovatif pendidikan

Peserta
Peneliti dari Lembaga Penelitian di Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian Pemerintah dan Swasta/ lembaga Swadaya Masyarakat, Peneliti Individu (dosen, guru), Pemerhati Pendidikan, dan Lembaga/Badan-Badan Internasional di Bidang Pendidikan
Hotel Millenium, Jakarta
4 - 6 Agustus 2009
Pengumuman :
Berikut adalah daftar makalah yang akan disajikan dan makalah yang disajikan dalam bentuk Poster Session :
  1. Makalah yang disajikan
  2. Poster session
Bagi makalah yang lolos, penulisnya diundang untuk menyajikan dalam simposium dengan biaya panitia (untuk satu orang). Pembiayaan yang ditanggung oleh Panitia meliputi: transport dengan rute terpendek kelas ekonomi (bila dengan pesawat terbang), konsumsi, akomodasi, seminar kit, dan sertifikat. Bagi pemakalah yang ditetapkan sebagai peserta poster session, panitia hanya menanggung konsumsi, seminar kit, dan sertifikat (untuk satu orang).

Rabu, 08 Juli 2009

120 Tenaga Kependidikan Ikuti Pelatihan Kepemimpinan di Singapura

Sebanyak 120 orang tenaga kependidikan yang terdiri atas para kepala sekolah, pengawas, dan widyaiswara dikirim ke National Institute of Education, Singapura untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan. Selama 10 hari, mulai 23 Juni sampai dengan 5 Juli 2009 mereka akan disiapkan untuk menjadi master trainer. Program ini merupakan kerjasama antara Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Yayasan Temasek, dan National Institute of Education, Singapura.

Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Dirjen PMPTK) Depdiknas Baedhowi mengatakan, upaya meningkatkan tata kelola pendidikan merupakan salah satu program strategis pengembangan pendidikan di Indonesia. Kepala sekolah, kata dia, adalah kunci dan merupakan posisi strategis untuk meningkatkan tata kelola yang baik dan efektif di sekolah. "Tujuan program ini adalah untuk mengurangi gap (kesenjangan) kompetensi para kepala sekolah di Indonesia," katanya pada peluncuran program Educational Leadership Programme for Indonesia di Gedung Depdiknas, Jakarta, Senin (22/06/2009) .

Baedhowi mengatakan, melalui program ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi para kepala sekolah untuk memenuhi standar kompetensi kepala sekolah sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.13/2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Dia menyebutkan, mengacu pada peraturan ini, kepala sekolah disyaratkan sedikitnya memiliki lima macam kompetensi, yakni kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan, agar dapat mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang efektif untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik. "Saya yakin program ini akan meningkatkan kualitas sistem pendidikan di Indonesia terutama untuk meningkatkan tata kelola pendidikan yang baik dan efektif," katanya.

Direktur Tenaga Kependidikan Dirjen PMPTK Depdiknas Surya Dharma mengatakan, usai mengikuti pelatihan, para tenaga kependidikan ini akan melatih sebanyak 900 orang di tingkat provinsi. Selanjutnya, kata dia, pelatih di tingkat provinsi akan melatih sebanyak 27.000 kepala sekolah di seluruh Indonesia. "Fokus program ini adalah kepemimpinan di sekolah," katanya.

Principal Officer National Institute of Education (NIE), Singapura Associate Professor Quek Jin Jong mengatakan, kerja sama antara NIE dan Depdiknas telah ada sejak 2007. Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan kerja sama di bidang manajemen kependidikan dan pelatihan kepemimpinan. Dia menyebutkan, program kerja sama pada saat itu dimulai dengan pelatihan bagi sebanyak 115 partisipan dari Indonesia. Menurut dia, pada era ekonomi global yang didorong oleh pengetahuan dan inovasi, kualitas sistem pendidikan tidak pernah lebih penting. "Di Singapura, pemimpin dan guru yang kuat adalah kunci dalam menyelenggarakan sistem pendidikan yang sukses," katanya.

Ketua Yayasan Temasek Goh Geok Khim mengatakan, program ini diselenggarakan untuk mendukung Depdiknas guna meningkatkan kapabilitas pengembangan guru sekolah secara nasional pada tahun 2010. Dia menyebutkan, yayasan Temasek memberikan bantuan sebanyak Rp.5,7 miliar bagi terselenggaranya program ini."Yayasan Temasek juga mendukung program sejenis di Vietnam

Senin, 06 Juli 2009

Persentase Kelulusan UN Naik 2009

Persentase kelulusan Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2008/2009 secara nasional mengalami kenaikan. Untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) persentase kelulusan pada tahun 2009 mencapai 94,82 persen naik 2,06 persen dari sebelumnya pada tahun 2008 92,76 persen.

"Rerata nilai ini(UN SMP/MTs) naik 0,46. Pada tahun 2008 nilai reratanya adalah 6,87, sedangkan pada tahun 2009 menjadi 7,33," kata Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (Ka BSNP) Mungin Eddy Wibowo saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, Senin (22/06/2009) .

Mungin menyebutkan, persentase kelulusan jenjang sekolah menengah atas(SMA)/Madrasah Aliyah(MA) pada 2009 mencapai 93,74 persen naik 2,42 persen dari sebelumnya pada tahun 2008 91,32 persen. "Rerata nilai UN SMA/MA naik sebanyak 0,04 dari 7,21 pada tahun 2008 menjadi 7,25 pada tahun 2009," katanya.

Adapun persentase kelulusan jenjang sekolah menengah kejuruan(SMK) pada 2009 mencapai 93,85 persen naik 1,27 persen dari sebelumnya pada tahun 2008 92,58 persen. Mungin menyebutkan, rerata nilai UN SMK naik 0,34 dari 7,10 pada tahun 2008 menjadi 7,44 pada tahun 2009.

Mungin mengatakan, perkembangan UN dari tahun ke tahun UN selalu naik meskipun kriteria kelulusan juga dinaikan. Menurut dia, indikator keberhasilan tergantung pada berbagai macam hal yaitu motivasi belajar dari peserta didik yang meningkat. "Kemudian dukungan dari orangtua dan guru. Tentunya bisa mengupayakan bagaimana agar di dalam menghadapi UN betul - betul dia (siswa) bisa mencapai suatu keberhasilan secara baik," katanya.

Mungin menambahkan, untuk jenjang SMA negeri tingkat kelulusannya 91,36 persen, sedangkan untuk swasta 95,14 persen. Adapun untuk SMP negeri tingkat kelulusan mencapai 94,66 persen, sedangkan SMP swasta mencapai 95,32 persen. "Jadi ini(tingkat kelulusan) memang tentunya menjadi suatu perhatian mengapa swasta lebih tinggi daripada negeri," katanya.
Mungin menyampaikan, BSNP telah menyelenggarakan UN SMA/MA dan SMK pada 20 - 24 April 2009, serta UN SMP/MTs pada 27 - 30 April 2009. Dia menyebutkan, jumlah peserta UN SMA/MA sebanyak 1.517.013 siswa, sedangkan peserta UN SMK sebanyak 706.832 siswa. Adapun jumlah peserta UN SMP/MTs sebanyak 3.437.117 siswa.

Koordinator Penyelenggara UN Djemari Mardapi menambahkan, kenaikan nilai UN terjadi karena ada perbaikan pembelajaran di kelas. Selain itu, kata dia, sosialisasi yang dilakukan lebih awal. "Kisi – kisi (soal) sudah dikirimkan ke daerah. Jadi kisi - kisi itu bisa dikembangkan oleh masing - masing guru," katanya.

Lebih lanjut Djemari mengatakan, sesama guru bahu membahu saling membantu dalam memberikan pembelajaran yang lebih baik. "Guru yang baik bersafari ke guru yang kurang baik," katanya.

Mata pelajaran yang diujikan untuk SMA/MA Program IPA terdiri atas enam mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi. Untuk SMA/MA Program IPS mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi. Untuk SMA/MA Program Bahasa mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Sastra Indonesia, Sejarah Budaya/Antropologi, dan bahasa asing (sesuai pilihan).

Adapun mata pelajaran yang diujikan untuk SMK meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan kompetensi keahlian, sedangkan untuk SMP/MTs/SMP Luar Biasa ada empat mata pelajaran yang diujikan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Sementara untuk SMA Luar Biasa mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika

Sabtu, 04 Juli 2009

UN Paket C 2009 Digelar

Ujian Nasional (UN) Paket C 2009 periode pertama akan digelar mulai besok, Selasa (23/06/2009) sampai dengan Jumat (26/06/2009) , sedangkan UN Paket A dan Paket B akan diselenggarakan pada 1 - 3 Juli 2009. Sementara pada periode kedua tahun 2009 untuk UN Program Paket C dilaksanakan pada 10 - 13 November 2009, sedangkan UN untuk Program Paket A dan B dilaksanakan pada 18 - 20 November 2009.

Hal tersebut disampaikan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (Ka BSNP) Mungin Eddy Wibowo saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, Senin (22/06/2009) .

Mungin menyebutkan, peserta UN berasal dari peserta didik reguler Program Paket A, Paket B, dan Paket C yang mengikuti pembelajaran di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) atau kelompok belajar yang lain. Selain itu, peserta didik yang pindah jalur dari pendidikan formal ke pendidikan nonformal kesetaraan. Dia mencontohkan, siswa yang tadinya duduk di kelas 2 SMP lalu pindah jalur ke program Paket B. "Tetapi(peserta UN) juga bisa (dari) yang tidak lulus UN formal. Dia bisa mengikuti program apakah Paket B atau C, asal dia pindah jalur lebih dulu maka dia terdaftar sebagai peserta ujian program Paket B atau program Paket C," katanya.

Mungin menyebutkan, jumlah peserta ujian program Paket A, Paket B, dan Paket C reguler belum termasuk dari siswa pindah jalur adalah sebanyak 504.598 siswa terdiri atas peserta Paket A sebanyak 22.631 siswa, peserta Paket B sebanyak 235.952 siswa, dan peserta Paket C sebanyak 246.015 siswa.

Adapun mata pelajaran yang diujikan untuk program Paket C IPS meliputi Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Inggris, Sosiologi, Geografi, Bahasa Indonesia, dan Ekonomi, sedangkan untuk program Paket C IPA diujikan Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Inggris, Biologi, Kimia, Bahasa Indonesia, Fisika, dan Matematika.

Sementara program Paket B mengujikan Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam, sedangkan untuk Program Paket A mengujikan Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa Indonesia, dan Matematika.

Tempat pelaksanaan UN untuk Program Paket A, B, dan C dilaksanakan si SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK atau tempat lain yang bukan tempat penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.

Mungin menyebutkan, peserta UN untuk Program Paket A, B, dan C dinyatakan lulus jika memiliki nilai rata - rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak tiga mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. "Penyelenggara tingkat kabupaten/kota mengumumkan Daftar Nilai Hasil Ujian Nasional (DNHUN) paling lambat 30 hari terhitung mulai tanggal selesainya pelaksanaan ujian

Kamis, 02 Juli 2009

Bantuan Dana bagi Penulis Buku (Pusbuk Depdiknas)

Guna mendorong penulis supaya lebih termotivasi untuk menulis buku, pemerintah memberikan bantuan dana. Pada 2009, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (Pusbuk Depdiknas) menganggarkan bantuan kepada penulis buku sebanyak Rp.2 milyar untuk 500 judul buku. Upaya ini dilakukan untuk menyediakan buku yang bermutu dan sesuai standar nasional.

Sekretaris Jenderal Depdiknas Dodi Nandika mengatakan, bantuan insentif ini merupakan langkah konkret pemerintah bagi para penulis buku yang memerlukan dana yang dapat digunakan untuk mengumpulkan bahan tulisan dan menulis awal. "Kita sediakan blockgrant subsidi kepada rekan - rekan penulis buku," katanya usai membuka pameran Hari Buku Se Dunia dan Hari Buku Nasional 2009 di Plaza Depdiknas, Jakarta, Jumat (19/06/2009) .

Dodi menyampaikan, bantuan ini tidak hanya dikhususkan untuk menulis buku teks pelajaran, tetapi akan digunakan untuk buku pengayaan. Depdiknas, kata dia, juga membeli dan membantu penerbitan serta pengedaran majalah sastra Horison. "Negara besar seperti ini hanya punya satu majalah sastra yaitu majalah Horison, sedangkan negara kecil lain punya tiga sampai empat," katanya.

Dodi menyebutkan, saat ini perbandingan membaca mencapai 1/3 per siswa per tahun. Menurut dia, kendala yang dialami adalah masalah budaya, kesenangan, minat, dan kendala teknis seperti buku belum tersedia dengan mudah, harganya belum murah, dan di perpustakaan belum tersedia dengan baik. "Daerah terpencil, perbatasan, dan di pulau terluar sulit membeli buku. Toko buku juga jarang di kota - kota kecil di Indonesia," katanya.

Terkait upaya untuk menurunkan harga buku, Pemerintah, kata Dodi, berusaha mulai dengan membuat Undang-Undang Perpustakaan, menyusun Undang - Undang Perbukuan, dan program membeli hak cipta buku. "Sebanyak 400 lebih buku sudah dibeli oleh pemerintah dengan harga cukup mahal miliaran rupiah totalnya. Kemudian, dibagikan hak ciptanya, boleh digandakan, disebarkan, dijualbelikan kepada masyarakat, sehingga teman - teman di daerah terpencil sekarang sudah bisa menggandakan dan mengkopi tanpa harus terkena oleh royalti atau hak cipta itu," katanya.

Kepala Pusat Perbukuan Depdiknas Sugijanto mengatakan, bantuan ini diberikan kepada para penulis buku yang pernah mengajukan penulisan ke Depdiknas, yaitu penulisan buku teks pelajaran yang tidak lulus seleksi. Selain itu, kata dia, bantuan diberikan bagi penulis buku sayembara. "Kita prioritaskan untuk daerah di luar Jawa. Kita berikan bantuan 70 persen untuk luar Jawa dan 30 persen untuk dalam Jawa," katanya.

Sugijanto mengatakan, bantuan dana berupa uang digunakan untuk memperbaiki bahan yang telah diajukan untuk meningkatkan penulisan yang akan datang. Untuk satu buku teks pelajaran, untuk setiap tulisan diberikan bantuan sebanyak Rp.4 juta. Dia mencontohkan, jika satu penulis mengajukan tiga judul akan mendapatkan bantuan sebanyak Rp.12 juta. "Satu penulis bisa dapat (bantuan) tiga tulisan itu

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008