Kamis, 19 November 2009

OPSI 2009 Tumbuhkan Budaya Keilmuan

Ilmu pengetahuan berkembang salah satunya adalah dari tumbuhnya rasa penasaran intelektual (intelectual curiosity). Kegiatan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2009 merupakan bagian dari intelektual curiosity. Penelitian hendaknya dijadikan tradisi untuk memberikan kemanfaatan bagi umat manusia.

"Lomba seperti ini bukan sekedar menampilkan hasil karya dari adik - adik sekalian, tetapi yang lebih mahal daripada itu adalah menguji logika - logika yang adik - adik kembangkan. Kemudian prosedur - prosedur yang adik tuangkan dan semuanya itu bagian dari kaidah keilmuan, kaidah pengembangan, dan ujung - ujungnya kita berharap tumbuh yang namanya budaya keilmuan itu," kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh kepada para peserta OPSI 2009 di Plaza Depdiknas, Jakarta, Rabu (18/11/2009) .

Mendiknas meminta agar dengan penelitian akan mempersulit persoalan, tetapi menjawab persoalan itu. Orientasinya adalah pada kemanfaatan. "Jangan sekedar penelitian untuk penelitian. Suasana atmosfer ini menjadi atmosfer yang sangat bagus untuk menumbuhkan prinsip - prinsip dan tradisi - tradisi keilmuan," katanya saat membuka OPSI 2009.

Pada kegiatan yang berlangsung mulai 16-20 November 2009 ini para peserta akan melakukan gelar poster dan pameran hasil penelitian di masing - masing stand pameran yang disediakan panitia. Selanjutnya, para peserta akan mempresentasikan hasil penelitian mereka pada dewan juri melalui wawancara di lokasi pameran. Penilaian mencakup makalah terbaik, display terbaik, dan interaksi terbaik. Adapun bidang - bidang yang diteliti meliputi bidang Ekologi yakni, Kimia, Lingkungan, dan Biologi dan bidang Sains yakni, Fisika, Matematika, dan Komputer/Informatika.

Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Suyanto melaporkan, OPSI diselenggarakan bertujuan untuk menjaring siswa yang memiliki bakat dan kemampuan dalam bidang penelitian, menumbuhkembangkan budaya meneliti di kalangan siswa SMA, memotivasi siswa SMA untuk berkreasi dalam berbagai bidang ilmu sesuai minat dan bakatnya. "Pada akhirnya mendapatkan hasil penelitian yang orisinal, berkualitas, dan kompetitif," katanya. Suyanto mengatakan, OPSI merupakan perpaduan konsep olimpiade penelitian internasional baik yang diselenggarakan oleh PASIAD Indonesia maupun oleh International Conference of Young Scientiest yang lebih dikenal dengan ICYS. Dia menyebutkan, pada 2009 sebanyak 89 naskah penelitian terseleksi masuk ke babak poster dan pameran hasil penelitian. "Naskah penelitian masing - masing terdiri atas 58 naskah untuk kelompok ekologi dan 31 naskah untuk kelompok sains,

Teknologi Pendidikan Menjawab Persoalan Pendidikan

Teknologi pendidikan perlu terus menerus dikembangkan untuk menjawab persoalan - persoalan pendidikan. Pendekatan pembelajaran yang sebelumnya tidak mungkin jika dilakukan secara konservatif maka dengan teknologi pendidikan akan menjadi mungkin. Teknologi pendidikan dapat meningkatkan efisien dan efektivitas.

"Saya mengajak untuk terus menerus mengembangkan teknologi pendidikan untuk menjawab persoalan ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas. Dengan teknologi pendidikan maka persoalan ketersediaan bisa dikurangi sebagian, demikian juga (persoalan) keterjangkauan," kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh pada Seminar dan Workshop Nasional Peran Teknologi Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Nasional di Depdiknas, Jakarta, Rabu (18/11/2009).

Mendiknas menyebutkan, teknologi pendidikan memiliki tiga peran penting. Pertama, kata Mendiknas, teknologi pendidikan berperan sebagai pendukung proses pendidikan. Kedua, lanjut Mendiknas, teknologi pendidikan berperan sebagai penggerak. Dia mencontohkan, penggunaan teknologi informasi sebagai media atau bagian dari teknologi pembelajaran. "Dengan IT bisa menggerakkan bukan saja bab pelajaran yang diajarkan, taruhlah Matematika menggunakan IT, tapi sekaligus mendrive guru, murid, atau orangtuanya untuk belajar IT," katanya.

Peran ketiga, kata Mendiknas, teknologi pendidikan dijadikan sebagai pengungkit. "Kita harapkan teknologi pendidikan bisa berperan sebagai pengungkit atau enabler. Segala macam yang tidak mungkin jadi mungkin," katanya.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Fasli Jalal mengatakan, dengan teknologi pendidikan, peluang untuk mendapatkan akses yang lebih luas bagi semua anak bangsa dan pemangku pendidikan makin meningkat. Dia mengatakan, teknologi ini memerlukan budaya baru, sehingga belum tersedia bagi banyak pemakai. "Jadi diperlukan kesabaran terus menerus untuk mensosialisasikan, mendampingi, dan memudahkan mereka di dalam mengakses teknologi ini termasuk kemampuan kita untuk mengembangkan konten," katanya.

Fasli menyampaikan, dari sisi kebijakan, pemerintah berkomitmen penuh untuk memanfaatkan, meninternalisasikan, dan membudayakan pemakaian teknologi pendidikan di berbagai jenis dan jalur pendidikan yang sesuai. "Kita berharap, semua sekolah terhubung dengan internet. Anak - anak bisa belajar dengan menyenangkan," katanya.

Gubernur Papua Barnabas Suebu mengatakan, Pemerintah Daerah Provinsi Papua telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi kurangnya fasilitas dan sumber pembelajaran. Dia mengatakan, saat ini Pemerintah Papua akan melengkapi infrastruktur telekomunikasi bagi 3.000 sekolah dan 3.000 desa. "Yang sekarang kita mulai adalah melengkapi semua kampung dan sekolah dengan perangkat keras parabola, televisi, radio menggunakan (tenaga) energi matahari," katanya.

Barnabas menyebutkan, Pemerintah Papua telah menganggarkan Rp300 milyar pada 2009 untuk menyediakan berbagai perangkat tersebut. "Kalau bisa tiga tahun sudah bisa pasang semua," katanya.

Fasli menambahkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menggandeng Institut Teknologi Bandung dan Universitas Cendrawasih untuk mendukung dari sisi teknologi dan Universitas Pendidikan Indonesia untuk mengembangkan kontennya. TV Papua, kata dia, juga telah menyediakan waktu selama dua jam setiap hari untuk menayangkan konten pendidikan.

Sementara, lanjut Fasli, untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia telah disiapkan sebanyak 1.000 sarjana masing - masing 300 dari bidang teknologi dan 700 dari berbagai bidang seperti pertanian, kesehatan, peternakan, dan sosial budaya. "Nah kombinasi ini yang membuat program itu lebih mungkin nanti untuk berjalan berkelanjutan,

Mendiknas Buka International Electrical Engineering Expo 2009

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh pada Senin (9/11/2009) di Graha Pemuda, Surabaya, Jawa Timur membuka secara resmi kegiatan International Electrical Engineering Expo 2009. Even yang diusung oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh November ini memamerkan hasil kreasi para finalis lomba cipta elektroteknik nasional tingkat sekolah menengah atas dan perguruan tinggi.

Mendiknas mengatakan, acara ini bermuara pada tiga hal. Muara pertama adalah pengenalan potensi diri peserta baik siswa, mahasiswa, maupun umum. "Dengan mengenali potensi atau mengenali peta maka pengembangan yang kita lakukan melalui satu perencanaan yang matang," katanya pada pembukaan acara.

Muara kedua, lanjut Mendiknas, terkait pengorganisasian. Menurut Mendiknas, dengan kemampuan mengorganisasi maka acara ini dapat terlaksana. "Potensi ketiga yang tidak kalah pentingnya adalah resource. Bukan sekedar resources di dalam negeri, tetapi termasuk resources lain yaitu jejaring termasuk dengan luar negeri," katanya.

Hasil kreasi finalis diantaranya adalah robot pelontar bola pingpong sebagai alat latih olah raga tenis meja, pengukur suhu jarak jauh karya siswa SMKN 2 Salatiga, helm komunikator 2 karya siswa SMA Unggulan BPPT Al-Fattah Lamongan, dan pengendali pompa air otomatis.

Mendiknas berkesempatan mencoba helm pijat karya siswa SMA YPS Soroako. Helm pijat ini dirancang untuk bekerja dengan sistem rangkaian mirokontroler yang akan mengaktifkan motor DC yang memberikan getaran untuk memijat bagian kepala pada titik - titik tertentu, sehingga rasa pegal di leher dan tubuh lainnya dapat berkurang.

Rektor Institut Teknologi Sepuluh November Priyo Suprobo mengatakan, jurusan Teknik Elektro adalah jurusan yang terbesar di ITS. Dia menyebutkan, setiap tahun input mahasiswa ke jurusan ini sebanyak 300 orang. "Saya yakin mahasiswa teknik elektro nantinya akan mempunyai kemampuan softskill yang tinggi," katanya.

Priyo mengungkapkan, para mahasiswa ITS memiliki keunggulan pintar dan cerdas. Di sisi lain, kata dia, mahasiswa memiliki kelemahan dalam hal kepemimpinan dan kerja sama tim. "Harapan kami bahwa di dalam even ini baik pameran, lomba, dan seminar bisa diambil manfaat, sehingga memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan Indonesia," katanya.

Ketua Jurusan Teknik Elektro ITS Mochamad Ashari menyebutkan, saat ini ITS telah menyelenggarakan program gelar ganda dengan universitas di Belanda, Jerman, dan Jepang. "Dengan kegiatan ini kami harapkan mahasiswa teknik elektro ITS bisa mendapatkan atmosfer akademik yang meningkat," katanya.

Mochamad menyebutkan, kegiatan expo dirangkai dengan festival game dan teknologi animasi, seminar teknologi intelegensi dan aplikasinya, kompetisi game, kompetisi fotograsi, dan acara amal untuk korban gempa di Padang, Sumatera Barat.***

Rancangan Draf Renstra Depdiknas 2010 - 2014

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) saat ini sedang menyusun Draf Rencana Strategis Departemen Pendidikan 2010 - 2014 yang mengacu pada rancangan awal RPJMN 2010 - 2014.

Menurut Sekretaris Jenderal Depdiknas pada laman Depdiknas dalam rangka meminta masukan terhadap Draf Renstra Depdiknas 2010 - 2014.

Rancangan Renstra Depdiknas disusun melalui berbagai tahapan, termasuk interaksi dengan para pemangku kepentingan pendidikan di pusat dan di daerah, partisipasi seluruh pejabat Depdiknas, serta dengan memperhatikan arah reformasi perencanaan dan penganggaran yang telah ditentukan oleh Bappenas dan Departemen Keuangan.

Rancangan Renstra ini juga disusun dengan semangat untuk menjaga kesinambungan pembangunan pendidikan nasional dan sebagai landasan bagi pemerintahan periode 2010 - 2014 dalam menentukan arah pembangunan pendidikan ke depan serta menjadi pedoman bagi satuan kerja pendidikan, baik di pusat maupun di daerah dalam merencanakan dan melaksanakan program pembangunan pendidikan nasional.

Sesuai Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, dan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencaan Pembangunan Nasional Nomor 5 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2010 - 2014 dinyatakan bahwa Pimpinan Kementerian/Lembaga harus menyiapkan Rancangan Renstra-KL sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman kepada Rancangan Awal RPJMN dan menetapkan Renstra-KL setelah disesuaikan dengan RPJMN 2010 - 2014.

Naskah ini masih berupa rancangan teknokratis yang memerlukan kritik dan saran untuk penyempurnaan. Untuk memperoleh masukan tersebut itulah maka rancangan Renstra Depdiknas tahun 2010 - 2014 versi 17 September 2009 untuk dapat dibaca oleh masyarakat luas sehingga masyarakat dapat memahami, menilai dan memberi masukan untuk menyempurnakan Draf Renstra tersebut. Kami mengucapkan terima kasih apabila Bapak/Ibu/Saudara berkenan memberikan masukan terhadap Rancangan Renstra tersebut melalui email renstra.depdiknas1014@gmail.com.

Untuk melihat Draf Renstra Depdiknas Tahun 2010 - 2014 dapat diunduh pada link berikut:

Draf Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional periode 2010 - 2014.

Draf Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional periode 2010 - 2014 (Per Bagian).

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008