Sabtu kemarin (4/12), saya mengunjungi Indonesian Manufacturing 2010 di PRJ Kemayoran. Pameran ini berlangsung tanggal 1-4 Desember, terdiri dari beberapa rangkaian pameran yaitu Machine Tools, Plastic & Rubber dan Pro Pak. Rasanya seperti “pulang kampung” lagi ke Pabrik, meskipun beberapa jenis mesin yang dipamerkan berbeda dengan mesin-mesin yang dulunya sering kutemui di LG Philips, tempatku bekerja. Sebagian besar mesin yang dipamerkan adalah mesin-mesin CNC, PLC, alat-alat ukur, tools, genset, dan kompressor.

Selamat Datang
Pameran dikunjungi banyak praktisi di bidang manufaktur, di hari terakhir ini beberapa mesin telah di labeli SOLD dan siap diantar ke pemesan, saya yang datang tidak mewakili siapa-siapa pastinya tak memesan apa-apa, niat saya sebenarnya mencari mesin-mesin pengolah hasil pertanian yang bisa diaplikasikan di kampung, ternyata pameran ini hanya memamerkan mesin yang berhubungan dengan metal, tapi tak apalah berkeliling melihat stand pameran dengan berbagai macam produk tetaplah menarik bagi seorang laki-laki, seperti begitu tertariknya seorang laki-laki ketika berjalan-jalan di Toko Perkakas semacam AC* Har*****, istri sayapun yang kebetulan berlatar belakang Teknik senang melihat produk-produk yang dipamerkan.
Beberapa perwakilan negara-negara produsen seperti Korea, Taiwan, Jerman, Thailand, dan Singapura membuka stand, dan yang paling luas areanya adalah dari Singapura.Mereka menyasar pasar Indonesia yang terus berkembang.

Stand Perusahaan Korea
Tapi ada satu stand peserta yang menarik perhatian saya, tempatnya agak terpisah dari kerumunan produk-produk premium perusahaan besar, terpajang hasil karya anak bangsa, karya anak SMK. Tiga mobil tampak terparkir, yaitu sebuah mobil double cabin, satu SUV dan satu mobil pick up.
Begitu memasuki stand-nya, saya langsung disapa oleh penjaga stand, Eky Hartono namanya, ternyata dia masih kelas 3 SMK Warga Surakarta. Untuk ukuran remaja seumurannya, Eky sangat fasih dalam menjelaskan produk, product knowledge dan mungkin ilmu marketingnya lumayan bagus. Beberapa pertanyaan dilayaninya persis seperti seorang CS bank menjelaskan produknya. Saya menggunakan analogi CS Bank, karena hanya itulah yang saya tahu, pengalaman membeli mobil belum pernah.
Menurut Eky, mobil yang dipajang disana adalah asli bikinan anak-anak SMK yang bekerja sama dengan 2 perusahaan partner. Ada lima SMK tempat perakitan mobil, SMK tersebut berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, salah satunya termasuk SMK Warga Surakarta tempat Eky bersekolah. Beberapa orang nampak mencoba mobil Double cabin dengan merk Digdaya, harganya termasuk murah hanya Rp. 125 Juta, dengan mesin 1500 cc yang dibuat sendiri oleh anak-anak SMK ini juga. Sementara itu untuk SUV harganya sedikit lebih mahal yaitu Rp. 140 juta dengan kapasitas mesin yang sama. Untuk pick upnya dijual seharga 60 juta. “Semua harga On The Road”, kata eky berpromisi. “90% bahannya adalah lokal dan sisanya yang diimpor adalah Electrical Component Unit”, jelas Eky.

Engine Merk Esemka

Eky dan Mobil Karya Anak SMK
Kalau diperhatikan bahan yang digunakan kayaknya lebih kuat dibanding mobil pada umumya, hanya saja dalam assembly-nya masih terdapat beberapa kekurangan dan nampak kurang teliti seperti bagian sambungan yang agak kurang rapi, tapi secara umum karya anak muda yang masih berumur belasan ini patut diapresiasi. Kabarnya beberapa Pemda telah melakukan pemesanan.
Anak-anak muda ini sebenarnya bisa berkarya, hanya saja dari sisi pemasaran mereka membutuhkan campur tangan dan bantuan tenaga profesional, termasuk dalam pengurusan perizinan. Seorang sumber mengatakan bahwa untuk saat ini, hanya dua Kepolisisan Daerah yang bersedia mengeluarkan STNK yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ilmunya sudah kita miliki, bahkan anak-anak muda inipun bisa membuat. Semoga langkah-langkah kreatif anak-anak muda ini bisa terus berlanjut sehingga suatu saat nanti kita bisa memiliki produk yang benar-benar asli indonesia, dari sisi merk, design dan produksi.