Jumat, 30 Oktober 2009

Mutu PT Indonesia tak kalah dengan PT asing

JAKARTA - Kualitas perguruan tinggi Indonesia dibandingkan dengan mutu pendidikan tinggi di negara Asia lainnya tidak kalah.

Hanya selama ini kurangnya informasi dan komunikasi antarperguruan tinggi di Asia sehingga seakan-akan mutu perguruan tinggi Indonesia tertinggal.

"Buktinya, banyak perguruan tinggi di Asia yang mengirimkan mahasiswa dan dosennya untuk kuliah di perguruan tinggi di Indonesia," jelas Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof. Dr. Bejo Sujanto saat disela-sela pembukaan Asian University Presidents Forum (AUPF) 2009 di Jakarta, Senin (19/10).

Bejo yakin betul kalau kualitas perguruan tinggi Indonesia tidak kalah dengan perguruan tinggi di negara-negara Asia lainnya. Sebab, banyak perguruan tinggi di Asia yang mengirim mahasiswa dan dosen belajar berbagai ilmu di perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia.

Dia mencontohkan, selama ini sudah ada sejumlah perguruan tinggi di Asia lainnya yang mengirimkan mahasiswa dan dosennya untuk belajar bahasa dan ilmu-ilmu sosial di perguruan tinggi di Indonesia. "Di UNJ saja sudah banyak mahasiswa yang belajar bahasa Indonesia," tambahnya.

Sekarang ini saja, ujar Bejo, sejumlah perguruan tinggi di Indonesia anggota AUPF, seperti UNJ melakukan pertukaran mahasiswa antarperguruan tinggi di Asia lainnya dalam bidang bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Selain itu, melakukan pertukaran dosen. Misalnya, dosen-dosen perguruan tinggi Indonesia dan perguruan tinggi Asia lainnya mengajar satu semester.

"Terkait dengan persamaan kualitas perguruan tinggi kita dengan perguruan tinggi Asia lainnya, dalam pertemuan anggota AUPF 2010 mendatang di Thailand, akan dibahas jaminan mutu (quality insurance) antara perguruan tinggi Indonesia dan perguruan tinggi Asia lainnya," jelas Rektor UNJ itu.

Jadi, tambah Bejo, kalau selama ini para anggota AUPF hanya tukar mahasiswa dan dosen. Ke depan kita harapkan bisa melakukan dual degree sehingga mahasiswa semester 5 sampai 7 bisa kuliah di perguruan tinggi anggota Asia lainnya. "Tentu saja bagi mahasiswa yang ingin belajar seperti itu. Mereka nantinya mendapat dua ijazah di perguruan tinggi di Indonesia dan perguruan tinggi Asia lainnya," paparnya.

Bejo mengemukakan, dengan pembahasan quality insurance akan memberikan persepsi yang sama sehingga masing-masing perguruan tinggi anggota AUPF akan saling mengakui kualitas perguruan tinggi dan lulusannya.

"Dengan begitu, kalau melakukan dual degree sudah tidak ada masalah lagi karena tiap perguruan tinggi anggota AUPF mengakui dan mahasiswa yang mengambil program dual degree tidak meragukan lagi atas ijazah yang disandangnya. Hal ini penting terutama bagi mahasiswa asing, mereka tidak perlu meragukan lagi kualitas perguruan tinggi di Indonesia," tegas Bejo.

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008