Kamis, 29 Juli 2010

Mendiknas Melantik Rektor Universitas Negeri Jakarta

melantik rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada Senin (26/4/2010) di Gedung Perpustakaan Kampus UNJ, Rawamangun, Jakarta. Prof. Dr.Bedjo Sujanto, M.Pd. kembali dikukuhkan sebagai rektor UNJ untuk masa bakti 2010-2014.

Dalam sambutannya, Mendiknas menyampaikan, perguruan tinggi apabila dalam dinamika kehidupannya tidak dikelola dengan baik, fasilitasnya serba kekurangan, proses belajarnya tidak mampu mengeksplorasi potensi intelektualitasnya, dan tidak saling menghormati, tetapi justru kekerasan yang menjadi budaya maka kampus akan melahirkan generasi yang mengidap kecacatan sosial. "Generasi yang tercerabut nilai kesantunan dan kesopanannya. Generasi yang tidak memiliki hati, simpati, dan empati. Dia hanya asyik dengan dirinya sendiri," katanya.
Di samping mengidap kecacatan sosial atau sosio idiot, lanjut Mendiknas, kampus juga akan melahirkan generasi yang tidak memiliki kemampuan teknis atau technical idiot. Generasi yang kehilangan kepenasaran intelektual atau intellectual curiosity. Kehadirannya bukan saja menambah beban dan persoalan bagi bangsa. "Di sinilah pentingnya kampus harus terus menerus meningkatkan kualitas dunia akademik, kemuliaan, dan interaksi sosialnya, serta menjadi pelopor dalam melahirkan generasi yang memilikii kecerdasan teknis dan kecerdasan sosial . Generasi yang terbebas dari technical idiot dan sosio idiot," katanya.

Mendiknas mengatakan, UNJ adalah salah satu universitas besar dan terbaik yang dimiliki bangsa ini. Hal ini, kata Mendiknas, ditandai dengan berbagai kontribusi khususnya dalam menghasilkan para pendidik dan tenaga kependidikan profesional dan juga menjadi sumber keteladanan. "Oleh karena itu, kami sampaikan terima kasih dan memberikan kepercayaan dan dukungan penuh agar UNJ terus menerus meningkatkan prestasi dan kontribusinya, sehingga masyarakat dan bangsa ini memperoleh manfaat sebesar-besarnya, " katanya.

Mendiknas Resmikan Gedung Pusat Studi dan Sertifikasi Guru

Usai melantik Rektor UNJ yang baru, Mendiknas meresmikan Gedung Pusat Studi dan Sertifikasi Guru. Bangunan ini, kata Mendiknas, dapat dijadikan sebagai salah satu simbol komitmen untuk meningkatkan kualitas guru. "Mudah-mudahan dengan kehadiran gedung dan fasilitas yang ada di sini, sebagian dari persoalan mengenai peningkatan kualitas guru bisa kita selesaikan," katanya.

Mendiknas menaruh harapan besar kepada UNJ untuk terus bersama-sama ikut meningkatkan kualitas pendidikan melalui sertifikasi kualifikasi dari para guru. Harapan yang sama juga disampaikan Mendiknas kepada perguruan tinggi lain baik negeri maupun swasta. "Di pendidikan tidak dikenal diskriminasi. Kebijakan kita adalah kebijakan nondiskriminatif. Kita tidak boleh membeda-bedakan antara pendidikan umum dengan keagamaan, negeri dan swasta, yang kaya maupun yang miskin. Semua harus mendapatkan kesempatan yang sama," katanya.

Acara peresmian gedung ditandai dengan panandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Mendiknas. Bedjo mengatakan, Gedung Pusat Studi dan Sertifikasi Guru ini sebelumnya adalah gedung teater yang terbakar pada 30 Juli 2008. Dia mengatakan, gedung ini dibangun menggunakan dana stimulus pada 2009. Dari gedung berlantai dua, gedung ini sekarang menjadi berlantai sepuluh. "Fungsi gedung teater tetap dan ada di lantai 9 dan 10. Pembangunan dilakukan kurang lebih tujuh bulan menghabiskan dana 94 miliar rupiah dari dana stimulus," katanya.

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008