Universitas trilogi adalah universitas yang menggabungkan antara kewirausahaan dengan kemandirian. Gabungan atau kolaborasi tersebut adalah kolaborasi pendidikan dengan industri dan masyarakat.
Fasli menyebutkan, jumlah mahasiswa yang ada saat ini baru 18,7 persen dari jumlah penduduk usia 17-75 tahun. Angka tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan Malaysia (35 persen), Thailand (45 persen) dan Korea Selatan (91 persen). Jika Indonesia mampu meningkatkan angka partisipasi perguruan tingginya, terutama dengan mengedepankan keterampilan yang memadai, maka perekonomian bangsa juga akan meningkat.
Fasli juga menyampaikan bahwa pemerintah memiliki target untuk mendongkrak angka 18,7 persen tersebut menjadi 25 persen pada 2014 mendatang. "Perguruan tinggi pemerintah jumlahnya 83, terdiri dari 27 politeknik, dan sisanya universitas. Dari 83 perguruan tinggi tersebut hanya menampung 150 ribu mahasiswa. Maka dari itu, 250-300 ribu lagi diharapkan dari perguruan tinggi swasta," katanya.
Selain fokus pada peningkatan angka partisipasi di perguruan tinggi, Fasli meminta agar pihak kampus terus meningkatkan kualitas lulusannya agar tidak menambah jumlah pengangguran terdidik yang ada saat ini. Karena menurutnya, perguruan tinggi tidak boleh menjadi menara gading, dia harus mampu memberikan kontribusi pada masyarakat. "Jangan sekedar menambah saja, tapi harus diperhatikan mutu dan relevansi dan semangat kewirausahaannya," katanya.
Mahasiswa perwakilan dari Sekolah Tinggi Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI) juga turut hadir dalam talkshow tersebut, dan merupakan salah satu perguruan tinggi yang akan menjadi universitas trilogi ke depan.