Rabu, 17 Maret 2010

Program Kemitraan SMK Indonesia dan SMK Thailand

Jakarta, - Southeast Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) sebagai...

salah satu SEAMEO Center bertugas melayani negara-negara di Asia Tenggara dalam pengembangan di sektor pendidikan, utamanya dalam bidang pendidikan terbuka dan jarak jauh mengadakan konferensi pers di Gerai Informasi dan Media (GIM) Kemendiknas dengan narasumber Anti Rismayanti, jabatan Staf IT Konten, SEAMOLEC, Kamis (25/2) sore.


Berkaitan dengan itu Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Thailand menyelenggarakan Program Kemitraan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Melalui program ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melaksanakan pembelajaran kolaboratif antar sekolah.

"Kegiatan ini atas permintaan dari Menteri Pendidikan Thailand yang pernah mengadakan kunjungan ke SEAMOLEC dan SMK di Yogyakarta," kata Staf IT Konten, SEAMOLEC.


Anti menyebutkan, Indonesia mengirimkan 15 kepala sekolah SMK ke Provinsi Songkhla, Thailand Selatan, 11 kepala sekolah SMK dari Yogyakarta, dua dari Jawa Timur, dan dua dari Jawa Tengah untuk membangun kolaborasi pembelajaran antara sekolah-sekolah yang ada di Indonesia dengan Thailand Selatan. Selama tiga hari mereka mengikuti workshop mulai 15 s.d. 19 Februari 2010. "Kegiatan selama workshop difasilitasi oleh Office of Vocational Education Commision dari Kementerian Pendidikan Thailand atau setingkat Direktorat Pembinaan SMK di Indonesia," katanya.

Melalui program ini juga diharapkan para guru di beberapa sekolah di kedua negara bisa melakukan riset bersama utamanya dalam penelitian tindakan kelas. "Di samping itu kita juga bisa sharing knowledge, kultur, dan berbagai nilai yang terintegrasi dalam mata pelajaran di sekolah-sekolah yang berpartisipasi, " katanya.

Anti menyampaikan, karakteristik penduduk Thailand Selatan mendekati orang melayu karena berbatasan dengan Malaysia. Dia mengatakan, beberapa sekolah di sana sudah mempunyai kurikulum dalam bahasa Indonesia. "Jadi mereka memasukkan bahasa Melayu ke dalam kurikulumnya, sehingga itu dianggap sebagai persamaan dan kerjasama ini lebih mudah ke depannya," ujarnya.

Disamping itu, kata Anti, karakteristik SMK di Thailand dan di Indonesia ada perbedaan yang mendasar. SMK di Indonesia, menawarkan program secondary school selama tiga tahun, sedangkan di Thailand satu institusi ada program SMK, diploma, bahkan sampai sarjana. "Karakteristik siswa di Thailand juga cukup berbeda. Mereka yang masuk SMK lebih memilih untuk melanjutkan ke program diploma atau sarjana," katanya.

Ke depan, kata Anti, dalam rencana aksi diantaranya akan ada kerja sama pembelajaran khususnya pada bidang kejuruan yang bersifat produktif melalui sistem pembelajaran terbuka dan jarak jauh yang akan dikoordinasikan oleh SEAMOLEC.

Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008